JAKARTA – Rencana PT Pertamina (Persero) untuk mencapai kesepakatan dengan National Iranian Oil Company (NIOC) dalam pengelolaan lapangan minyak Mansouri (Bangestan–Asmari), Iran terpaksa kambali tertunda. Target yang pada awalnya April 2018, kemungkinan meleset satu bulan menjadi Mei 2018 akibat belum ada kesepakatan antara Pertamina dengan calon mitra.

Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan manajemen menginginkan ada percepatan dalam pembahasan kesepakatan kontrak, hanya saja strategi untuk berpartner membuat keputusan juga harus menunggu kepastian keikutsertaan calon partner.

“Mei awal. Kami mau secepatnya, tapi kan harus cari partner dulu,” kata Syamsu saat ditemui di Kementerian Energi dan Sumber Daya Minera (ESDM) Jakarta, Rabu (28/3).

Menurut Syamsu, Pertamina akan mendapatkan 80% hak partisipasi lapangan Mansouri. Sisanya 20% akan dimiliki partner lokal atau perusahaan minyak asal Iran. Dari 80% hak partisipasi nantinya akan kembali dibagi lagi bersama dengan partner yang bebas dipilih Pertamina.

Pihak NIOC memberikan kesempatan hingga Mei 2018 kepada Pertamina untuk menggandeng partner. Jika sampai batas waktu yang ditetapkan partner masih belum didapat, penandantanganan kontrak masih tetap akan dilakukan terlebih dulu baru nanti kesepakatan dengan partner akan dilanjutkan.

Namun Pertamina tetap akan mengusahakan kesepakatan dengan partner sebelum penandatanganan kontrak, sehingga di kontrak nanti tertulis kerja sama Pertamina dengan partner bukan melalui proses sharedown. Karena jika sharedown akan lebih susah mendapatkan partner, akibat para calon partner diharuskan membayar untuk mengakuisisi hak partisipasi Pertamina.

“Inginnya tidak sharedown, mau kerja sama investasi bersama partnership dari awal. Kalau sharedown belum tentu mau kan mereka (calon partner),” ungkap Syamsu.

Lapangan Mansouri merupakan lapangan produksi. Saat ini berdasarkan data NIOC, produksi minyak di sana rata-rata sebesar 60 ribu barel per hari (bph). Manajemen Pertamina telah menyiapkan berbagai langkah dan strategi untuk meningkatkan produksi.

Bahkan dalam lima tahun kedepan produksi minyak ditargetkan bisa naik hampir empat kali lipat. “Sekarang produksi baru 60-an ribu bph, kami mau tingkatkan. Mudah-mudahan dalam lima tahun bisa ditingkatkan hingga 250 ribu bph,” kata dia.

Dengan peningkatan produksi tersebut maka diharapkan juga bisa meningkatkan stok minyak untuk Indonesia karena Pertamina berniat untuk membawa produksi dari Mansouri ke tanah air.

Syamsu menegaskan dengan rampungnya berbagai proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) maka jenis minyak dari Iran pun sudah bisa langsung diolah di kilang-kilang milik Pertamina.

“Voleume tergantung harga minyak. Kami lihat berapa volume produksinya, satu barel dibayar sekian dolar kalau dapat berapa barel tergantung harga crude itu,” tandas Syamsu.(RI)