JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menggodok rencana penetapan Pulau Flores sebagai pulau panas bumi (Flores Geothermal Island). Hal ini sejalan dengan potensi panas bumi di Flores yang mempunyai cadangan sebesar 659 megawatt (MW) dan sumber daya 745,5 MW.

“Diharapkan road map yang sedang kami kaji dapat menyinergikan antara kebutuhan listrik untuk industri perikanan, peternakan, pertambangan dan pariwisata dengan pengembangan panas bumi serta transmisinya,” ujar Yunus Saefulhak, Direktur Panas Bumi Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada Dunia Energi, Selasa (8/11).

Kapasitas pembangkit Pertamina Geothermal Energy akan mengalahkan Chevron Indonesia pada 2017

Menurut Yunus, pemerintah menargetkan listrik dari panas bumi dapat mendominasi kebutuhan listrik dasar (based load) di Pulau Flores pada 2025.

Agenda penting panas bumi di Pulau Flores di antaranya adalah rencana pengeboran eksplorasi panas bumi di Wae Sano yang bekerja sama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI) sebagai BUMN yang akan membantu pendanaan kegiatan ini.

Pemerintah tercatat telah melaksanakan sosialisasi pengembangan infrastruktur daerah melalui pemanfaatan energi panas bumi, di Labuan Bajo, Flores, Kamis pekan lalu.

Agustinus Ch Dula, Bupati Manggarai Barat, menyatakan pemerintah daerah bersama SKPD terkait akan secepatnya menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan terkait pembangunan pembangkit tenaga listrik panas bumi di Wae Sano.

Hal senada juga disampaikan Johnny G Plate, Anggota Komisi XI DPR. “Daratan Flores berada dalam jalur “Ring of Fire”, jalur sirkum pasifik, dan menjadi jalur yang memiliki banyak gunung berapi sehingga memiliki banyak sumber panas bumi,” tandas dia.(RA)