JAKARTA – Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) pada 2016 melebihi target. Prognosa capaian 2016 untuk PNBP sektor EBTKE Rp 0,76 triliun (atau Rp 760 miliar), lebih tinggi dari target Rp 0,63 triliun (Rp 630 miliar).

“Ini adalah PNBP khususnya dari panas bumi. Terjadi karena produksi uap panas bumi melebihi dari target, yang antara lain didukung oleh sumur-sumur produksi panas bumi beroperasi dengan baik,” kata Dadan Kusdiana, Sekjen Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kepada Dunia Energi, Kamis (5/1).

Dadan mengatakan pada 2017 pemerintah menargetkan jumlah PNBP sebesar Rp 0,65 triliun (Rp 650 miliar).
Pada 2015 PNBP sektor EBTKE mencapai Rp 0,88 triliun (Rp 880 miliar).

Capaian investasi sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi sepanjang 2016 diproyeksikan sebesar Rp 16,47 triliun, turun dari target awal Rp 18,49 triliun. Tahun 2015, investasinya tercatat Rp 30,10 triliun.

“Tahun 2017, investasi sektor EBTKE direncanakan sebesar Rp 21,06 triliun,” tukas Dadan.

Kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) hingga Desember 2016 adalah sebesar 1.643,5 megawatt (MW), sementara pada 2017 ditargetkan menjadi sebesar 1.858,5 MW. Sedangkan, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) mencatat kapasitas total 282,55 MW di tahun 2016. Ditargetkan pada 2017 total keduanya meningkat menjadi 291,71 MW.

Kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga bioenergi pada 2015 adalah sebesar 1.767,1 MW dan meningkat sebesar 20,8 MW pada 2016 dengan kapasitas total terpasang sebesar 1.787,9 MW. Kementerian ESDM menargetkan kapasitas total terpasang pembangkit listrik tenaga bioenergi pada tahun 2017 mencapai 2.093 MW atau bertambah 305,1 MW.

Pemanfaatan bahan bakar nabati (BBN) pada 2016 mencapai 3,3 juta kiloliter (KL), meningkat 152% dari tahun 2015 yang sebesar 0,91 juta KL. Pada 2017 pemanfaatan BBN ditargetkan sebesar 4,6 juta KL.(RA)