JAKARTA – PT United Tractors Tbk (UNTR) menargetkan produksi batu bara milik klien  anak usahanya di sektor kontraktor jasa pertambangan,  PT Pamapersada Nusantara sebesar 115 juta ton hingga akhir 2017.

“Overburden kita targetkan hingga Desember 2017 sebesar 1.780 juta bcm,” kata Iwan Hadiantoro, Direktur United Tractors di Jakarta, Rabu (9/8)
Sepanjang semester I 2017, Pamapersada mencatat peningkatan volume produksi batu bara dari 50,2 juta ton menjadi 52,0 juta ton.

Volume pekerjaan pemindahan lapisan tanah penutup (overburden removal) meningkat dari 341,1 juta bcm menjadi 360,4 juta bcm.

Di bidang usaha pertambangan yang dijalankan PT Tuah Turangga Agung (TTA), total penjualan batu bara  sampai semester pertama 2017 mencapai 3,6 juta ton atau turun sebesar 18% dari 4,5 juta ton pada periode sama tahun 2016.
Penurunan penjualan batu bara disebabkan penurunan volume dari bisnis perdagangan batu bara. Namun, peningkatan rata-rata harga jual batu bara membuat pendapatan unit usaha pertambangan mencatat peningkatan pendapatan bersih sebesar 24% menjadi Rp 4 triliun.
“Sampai Desember ditargetkan penjualan batu bara Tuan Turangga sebesar 6,5 juta ton,” ungkap Iwan.
Edhie Sarwono, Direktur United Tractors , mengatakan perseroan juga terus mengkaji potensi pengembangan energi sebagai bahan bakar pembangkit listrik sebagai upaya memitigasi sektor bisnis pertambangan batu bara.
Pada Maret 2017, Bhumi Jati Power (BJP) yang 25% sahamnya dimiliki anak usaha United Tractors telah mencapai kesepakatan mengenai perjanjian pendanaan proyek dengan para kreditur (financial closing). BJP akan mengembangkan serta mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2×1.000 MW di Jepara di Jawa Tengah.
Saat ini, proyek BOT (build, operate and transfer) tersebut dalam tahap pembangunan konstruksi dan diperkirakan akan mulai beroperasi secara komersial pada 2021.
Bhumi Jati Power merupakan perusahaan patungan bersama antara anak usaha perseroan, Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co. Inc.
Pada Maret 2017, Tuah Turangga telah menyelesaikan akuisisi 80% kepemilikan PT Suprabari Mapanindo Mineral, perusahaan coking coal yang berlokasi di Kalimantan Tengah. Konsesi tersebut saat ini dalam proses pembangunan infrastruktur pendukung dan diperkirakan akan memulai produksi pada akhir 2017.
“Kami juga sudah kembangkan pilot project pembangkit listrik renewable energy di Kalibarus, Jawa Tengah. Pengembangan berikut sedang kami godok,” tandas Edhie.(RA)