JAKARTA – Pefindo mempertahankan rating perusahaan dan obligasi I 2011 PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), badan usaha milik negara di sektor pertambangan, diposisi idBBB+. Aneka Tambang atau Antam juga diberikan outlook stabil, meski rasio keuangan perseroan pada semester I 2017 melemah.
Pefindo dalam laporannya,  batu-baru ini, menyebutkan outlook stabil diberikan kepada Antam seiring proyeksi arus kas dan profitabilitas yang lebih tinggi dari ekspor bijih nikel yang akan dapat mengurangi beban atas profil kredit, khususnya beban suku bunga.

Antam membukukan rugi bersih Rp496,12 miliar pada semester I 2017 dibanding periode yang sama tahun lalu yang membukukan laba bersih Rp11,02 miliar.

Laporan keuangan yang dirilis Senin (4/9) menyebutkan perseroan harus menanggung beban lain-lain hingga Rp248,34 miliar pada enam bulan pertama tahun ini dibanding periode yang sama tahun lalu yang membukukan penghasilan lain-lain Rp351, 61 miliar.

Bagian kerugian entitas asosiasi dan ventura bersama serta beban keuangan Antam juga tercatat meningkat signifikan. Akibatnya, perseroan harus menanggung rugi sebelum pajak Rp478,93 miliar dibanding semester I 2016 yang meraih laba sebelum pajak Rp100,9 miliar.

Disisi operasi, Antam tercatat membukukan penjualan Rp3,01 triliun pada semester I 2017, turun 27,6% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp4,16 triliun. Namun perseroan berhasil menekan beban pokok sebesar 28,8% menjadi Rp2,87 triliun dibanding periode enam bulan 2016 yang mencapai Rp4,02 triliun. Langkah efisiensi tersebut membuat laba kotor Antam naik dari Rp119,87 miliar pada semester I tahun lalu menjadi Rp134,69 miliar pada semester I 2017.

Pendapatan Antam berpotensi meningkat signifikan pada tahun ini seiring izin ekspor bijih nikel kadar rendah kepada Antam. Perseroan bahkan telah mengajukan permohonan penambahan kuota ekspor bijih nikel kadar rendah.

Saat ini perseroan telah mendapatkan izin ekspor bijih nikel kadar rendah sebesar 2,7 juta wet metrik ton (WMT) dan bijih bauksit sebesar 850 ribu WMT.

“On progress kami sedang ajukan penambahan kuota ekspor,” kata Tatang Hendra, Direktur Marketing, beberapa waktu lalu.

Pada 30 Mei 2017, Antam telah memulai penjualan bijih nikel kadar rendah ke luar negeri seiring dengan diperolehnya rekomendasi ekspor bijih mineral dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pada tahap awal, Antam telah mengekspor 165 ribu WMT bijih nikel ke Tiongkok. Total pada paruh pertama tahun ini ekspor bijih nikel kadar rendah Antam mencapai 275.513 WMT. Selain itu, Antam juga menjual 50.500 WMT bijih nikel ke pasar domestik.(AT)