JAKARTA- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam, anak usaha PT Inalum (Persero) di sektor pertambangan, resmi memiliki 100% saham PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) setelah membeli saham Showa Denko KK (SDK) Jepang di ICA. Penandatanganan conditional share purchase agreement (CSPA) Aneka Tambang dan Showa Denko dilakukan pada 29 Mei 2018.

“Transaksi pembelian saham akan dilaksanakan pada akhir Agustus 2018,” ujar Arie Prabowo Ariotedjo, Direktur Utama Aneka Tambang dalam keterangan tertulis yang diterima Dunia-Energi, Rabu (30/5).

 

Arie Prabowo Ariotedjo (Foto: Dinul Mubarok/Dunia-Energi)

Menurut Arie, penandatanganan CSPA ini merupakan bagian dari proses negosiasi dan evaluasi secara menyeluruh yang dilakukan oleh kedua belah pihak, Antam dan SDK terkait dengan restrukturisasi kerja sama patungan di PT ICA.

Dia menjelaskan  penandatanganan CSPA ini menegaskan komitmen Antam yang solid untuk kembali mengoptimalkan operasi Pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan di Kalimantan Barat. Apalagi ini sesuai dengan implementasi rencana strategis perusahaan yang berorientasi pada pengembangan komoditas hilir yang bernilai tambah serta mendukung pengembangan industri hilir sektor pertambangan di Indonesia.

“Kami optimistis melalui skema bisnis yang tepat, pengoperasian Pabrik CGA Tayan akan menghasilkan nilai ekonomis yang positif bagi perusahaan dan para pemegang saham,” ujar dia.

Dalam CSPA ini kedua pihak, Antam dan SDK, sepakat untuk memberikan dukungan dalam pengoperasian kembali Pabrik CGA Tayan. Antam dan SDK berkomitmen dalam pemenuhan kewajiban lainnya sebagai pemegang saham di PT ICA sesuai dengan proporsi kepemilikan.

PT ICA merupakan pelopor industro CGA di Indonesia dan menempati posisi yang kelima di kawasan Asia Pasifik selain Jepang, China, Australia, dan Korea dalam pengolahan bauksit menjadi Chemical Grade Alumina (CGA). Selain menjadi pionir dalam pemenuhan persyaratan hukum pertambangan Indonesia untuk memproses bahan baku di dalam negeri, juga akan menjadi pendorong bagi pembangunan daya saing serta nilai tambah industri berbasis alumina di Indonesia kedepannya.

Proyek CGA di Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat Indonesia, akan memproses cadangan Bauksit Antam untuk memproduksi 300.000 ton CGA per tahun. Produk CGA ini akan diekspor ke Jepang dan negara-negara lain, dan juga untuk dijual di pasar domestik Indonesia.

Pengolahan alumina di Tayan direncanakan menghasilkan produk CGA dengan mengolah bijih bauksit melalui proses bayer menjadi produk alumina dengan kapasitas 300.000 metrik ton Al2O3 (alumina) basis per tahun. Proses bayer terdiri atas tiga tahapan, yaitu proses disolusi terus menerus (proses penjernihan liquor), proses pengendapan, dan proses kalsinasi. Produk yang dihasilkan antar lain komponen elektronik diantaranya penjernih air, refractories, abrasives, produk bangunan, Integrated Circuit (IC), dan bahan untuk LCD screen. (DR)