JAKARTA – Rencana PT Vivo Energy Indonesia melalui anak usahanya PT Sierra Nusa Gas untuk masuk ke pasar Liquefied Petroleum Gas (LPG) dinilai akan berdampak positif bagi masyarakat. Kehadiran produk LPG baru akan makin memberikan pilihan variasi produk bagi masyarakat, apalagi jika harga yang ditawarkan kompetitif.

“Bisa berkurang (beban subsidi) dan distribusi LPG bisa disalurkan ke berbagai wilayah tidak hanya oleh PT Pertamina (Persero), tetapi swasta dengan harga yang terjangkau,” kata Mamit Setiawan, Direktur Eksekutif Energy Watch kepada Dunia Energi, Kamis (30/11).

Tidak hanya bagi konsumen dan pemerintah, pemain baru di bisnis LPG secara tidak langsung juga bisa mengurangi beban Pertamina yang menjalankan tugas menyalurkan LPG PSO atau penugasan.

“Dengan swasta mau bermain di segmen ini jelas membantu mereka (Pertamina) dalam mengurangi beban perusahaan. Apalagi selama ini mereka selalu merugi dari bisnis LPG 3 kg,” ungkap Mamit.

Sierra Nusa Gas pada Kamis ini, melakukan uji coba dan sosialisasi LPG Nusagaz di Surabaya. “Kami mengadakan peluncuran dan sosialisasi LPG (NusaGaz).di halaman Parkir Grandcity Surabaya Mall,” kata Maldie Al Jufrie, Corporate Communication Vivo kepada Dunia Energi.

Jawa Timur menjadi wilayah pertama yang menjadi peluncuran Nusagaz. Ada empat varian kemasan LPG yang ditawarkan yakni LPG kemasan 4,5 kilogram seharga Rp25.500, kemasan 8 Kg dengan harga Rp56 ribu, kemasan 15 Kg seharga Rp110 ribu dan kemasan 60 Kg dengan harga Rp460 ribu.

Maldie mengatakan peluncuran produk LPG anak usaha Vivo ini dilakukan pada awal 2018. Vivo menargetkan harga yang sudah dipatok adalah Harga Eceran Tertinggi (HET) hingga ke tangan konsumen akhir atau masyarakat. “Kami berharap HET di konsumen akhir tapi nanti kita lihat operasionalnya seperti apa,” kata Maldie.(RI)