JAKARTA – PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero)  di sektor hulu migas siap menerapkan Enhance Oil Recovery (EOR) secara full scale di Lapangan Tanjung setelah melakukan berbagai kajian dan percobaan. Jika terealisasi, Lapangan Tanjung akan menjadi lapangan minyak pertama yang menerapkan EOR secara full scale.

Nanang Abdul Manaf, Direktur Utama Pertamina EP,  mengatakan skema EOR tidak bisa langsung dirasakan manfaatnya dan mendongkrak produksi minyak secara instan. Namun Pertamina EP menargetkan EOR full scale bisa direalisasikan paling tidak November 2018 dengan melakukan injeksi ke lebih dari 200-an sumur produksi yang akan dibagi dalam beberapa klaster.

“Kami Oktober-November sudah bisa. Impactnya nanti, kan baru kami injeksikan,” ujar Nanang saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Senin (27/8).

EOR diyakini menjadi metode jitu untuk menekan laju penurunan produksi seiring kemampuan sumur minyak yang menurun karena alasan teknis kondisi lapangan.

Nanang belum mau menjanjikan penambahan produksi yang bisa dicapai dengan penerapan EOR, tapi berdasarkan percobaan serta studi yang selama ini dilakukan penambahan produksi paling tidak sebesar 5% dari total produksi saat ini.

“Kalau sudah berhasil berarti bisa meningkatkan 5%-10%  dari produksi sekarang. Tanjung produksi sekitar 3.200-an ribu barel per hari,” kata dia.

Djoko Siswanto, Direktur Jenderal  Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menegaskan sudah ada beberapa pilot project EOR dengan menggunakan bahan kimia, namun sampai sekarang belum dilakukan secara penuh.

Untuk itu, pemerintah berinisiatif membentuk tim khusus yang bertugas mempercepat persiapan EOR agar dilakukan secara full scale.

“Saya pimpin langsung nanti ada Surat Keputusan Menteri,  jadi sudah selesai percobaan, tinggal full scale,” kata Djoko.

Tim tersebut nantinya akan terdiri dari para pakar yang akan intensif melakukan kajian data terhadap suatu wilayah. Nantinya satu tim akan menangani satu wilayah dan fokus agar implementasi EOR bisa direalisasikan.

Sejauh ini ada dua lapangan yang akan dikejar EOR secara full scale, yaitu Lapangan Minas di Blok Rokan. Serta Lapangan Tanjung yang dikelola oleh Pertamina.

Pilot project Lapangan Minas sudah lama dilakukan PT Chevron Pacific Indonesia. Namun untuk penerapan secara penuh akan sulit karena kontraknya telah memasuki masa terminasi atau habis kontrak pada 2021. Pemerintah akan mewajibkan Pertamina melakukan chemical EOR, yakni menyuntikan cairan kimia ke dalam reservoir.

Untuk Lapangan Tanjung pilot project sudah dilakukan beberapa waktu dan hanya tinggal langsung diterapkan EOR full scale.

Djoko menargetkan minggu ini tim khusus percepatan EOR tersebut akan terbentuk. Tugas pertama tim tersebut adalah mengawasi penerapan EOR di Lapangan Tanjung. “Pertamina EP rencananya akan menggunakan  polimer injection dalam EOR-nya,” tandasnya.(RI)