JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor minyak dan gas (migas) pada  Mei 2016 naik sebesar 7,42% dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan nilai ekspor migas ditunjang peningkatan pengadaan gas.

“Nilai ekspor pada Mei naik 7,42% atau dari US$891 juta pada April menjadi US$960 juta pada Mei,” kata Suryamin, Kepala BPS di Jakarta, Rabu (15/6).

Menurut Suryamin, meskipun industri pengolahan hasil minyak mengalami penurunan sekitar 17,16%, kenaikan ekspor migas masih bisa terjadi karena ditunjang peningkatan signifikan dari pengadaan gas. “Pada April pengadaan gas hanya US$1 juta nilainya, tapi pada Mei nilainya menjadi US$2,6 juta,” tukasnya.

Sepanjang 2016 kontribusi sektor migas mengalami penurunan dibandingkan 2015. Hingga Mei kontribusi migas terhadap nilai ekspor 9,38% atau US$5,31 miliar. “Jumlah itu turun 37,91 % dari periode yang sama  2015. Pada tahun lalu nilai ekspor sebesar US$8,5 miliar,” kata Suryamin.

Peningkatan ekspor migas juga ditunjang fluktuasi harga minyak yang cenderung meningkat sepanjang April hingga Mei. Jika terus bertahan perkembangannya, maka tidak menutup kemungkinan nilai eskpor migas akan kembali memberikan kontribusi positif terhadap nilai ekspor Indonesia. Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) pada Mei 2016 berdasarkan perhitungan formula ICP mencapai US$44,68 per barel atau naik sebesar US$7,48 dibanding bulan sebelumnya.

“Jika harga minyak terus menunjukkan tren positif nilai ekspor kemungkinan juga akan naik” tandas Suryamin.(RI)