DENPASAR – Pemerintah segera menyalurkan converter kit untuk nelayan di Sembilan wilayah Indonesia setelah proses lelangnya selesai. Pembagian converter kit bagi nelayan selain wujud kepedulian pemerintah kepada nelayan untuk menurunkan biaya bahan bakar juga merupakan bagian dari program konversi BBM ke gas dimana sebagian besar nelayan masih menggunakan solar untuk melaut.

Pemanfaatan gas sebagai bahan bakar untuk kapal penangkap ikan nelayan akan membawa tiga keuntungan bagi nelayan, pertama penghasilan nelayan akan meningkat seiring menurunnya pengeluaran untuk konsumsi bahan bakar, kedua availability, ketersediaan lebih mudah jika dibandingkan membeli solar dan ketiga lebih ramah lingkungan.

Nelayan selama ini masih tergantung pada BBM untuk melaut.

Nelayan selama ini masih tergantung pada BBM untuk melaut.

“Sekitar pertengahan bulan April akan kita lelang, terus kita harapkan setelah lelang, bulan Mei sudah mulai disebarkan,”ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, IGN Wiratmaja ditemui di sela-sela Pembentukan Pusat Unggulan Energi Bersih, di PLDG Pesanggaran, akhir pekan.

Tidak semua nelayan mendapatkan bantuan tersebut. Pemerintah akan membatasi pemberian converter kit bagi nelayan-nelayan kecil yang kapasitas kapalnya dibawah 5 gross tonnage (GT). “Pembagian converter kit akan dialokasikan bagi nelayan-nelayan kecil yakni dengan kapasitas kapal dibawah 5 GT  dan mesinnya yang bisa kita gantikan dulu. Wilayahnya ada Sembilan ada yang tersebar di Jawa Barat, Bali, Sumatera dan Kalimantan dan kita harapkan pada September sudah seluruhnya diberikan,” lanjut Wiratmaja.

Program konversi BBM ke gas ini memberikan manfaat penghematan bagi nelayan mencapai 60%. Hitungannya, satu tabung LPG berukuran 3 kilogram seharga sekitar Rp 20-25 ribu dan dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk melaut sekitar tiga hari. Sementara jika menggunakan BBM, tiap kali melaut memerlukan BBM sebanyak 2 liter atau sekitar Rp18-20 ribu per hari atau sekitar Rp 54-60 ribu untuk 3 hari. (LH)