JAKARTA – PT Pertamina (Persero) memproyeksikan peningkatan konsumsi BBM dan LPG selama Ramadhan dan Idul Fitri 2018, sejak H-15 hingga H+15 lebaran. Kenaikan konsumsi BBM rata-rata sekitar 10%-15% dari rata-rata konsumsi normal.

Jumali, Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina, mengatakan Pertamina memperkirakan kenaikan sekitar 15,17% gasoline dari konsumsi normal. Untuk konsumsi normal sebesar 90,1 ribu kiloliter (KL) dan realisasi tahun lalu 95,3 ribu KL.

“Kami siapkan lebih, supaya lebih aman. Untuk mogas 15%, kami siapkan sekarang 103.7 ribu KL per day,” kata Jumali saat konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina Jakarta, Rabu (16/5).

Dia memperkiraan peningkatan konsumsi BBM untuk lebaran tahun ini didorong peningkatan jumlah kendaraan yang melintas disepanjang jalur mudik seiring mulai beroperasinya beberapa ruas jalan tol baru. “Karena ada peningkatan lalu lintas mudik sekitar 13%,” tukas Jumali.

Untuk BBM jenis Solar, sama seperti tahun-tahun sebelumnya konsumsi akan turun selama masa satuan tugas puasa dan lebaran tahun ini. Ini disebabkan adanya pembatasan pengoperasian truk.

Data Pertamina menyebutkan akan terjadi penurunan konsumsi dari konsumsi normal sebesar 38,3 ribu KL per hari menjadi 33,4 ribu KL per hari.

Rincian kenaikan penyaluran harian untuk tiap-tiap jenis BBM. Kenaikan tertinggi terjadi pada BBM jenis Pertalite dari 46 ribu KL menjadi 55 ribu KL (20%), disusul Pertamax dari 15 ribu KL menjadi 18 ribu KL (15%).

Untuk Premium dari 24 ribu KL menjadi 26 ribu KL (7%), Pertamax Turbo dari 787 KL menjadi 820 KL (5%), Dexlite dari 1.598 KL menjadi 1.678 KL (5%), Dex dari 485 KL menjadi 504 KL (4%) serta Avtur meningkat dari 15 ribu KL menjadi 16 ribu KL (5%). Untuk solar diperkirakan turun dari 35 ribu KL rata-rata harian menjadi 30 ribu KL.

Menurut Jumali, Pertamina juga akan menguatkan stok BBM di Stasiun Pengisian Bahanbakar Umum (SPBU) sepanjang jalur tol seluruh Indonesia. Sejauh ini sudah terindentifikasi 25 yang perlu dikuatkan stok BBM dengan cara menyiapkan mobil kantong BBM.

“Menaruh mobil kantong BBM yang berpotensi peningkatan konsumsi tinggi. Rest area tol yang belum ada SPBU, kami siapkan layanan khusus, berupa kios kemasan dan mobile dispenser. Ini disepenser yang bisa dibawa kemana mana dan tangka timbun. Ini kami taruh di rest area tol yang tidak ada SPBU-nya. Ada di 33 titik,” papar dia.

Gandhi Sriwidodo, Direktur Supply Chain, Logistik dan Infrastruktur Pertamina, mengungkapkan selain menjaga pasokan BBM di 7.600 SPBU di Indonesia, Pertamina juga akan menyediakan BBM melalui sarana lain, di rest area, misalnya mobil dispenser di 13 titik jalur mudik.

“Kemudian kami juga akan sediakan kios Pertamax dalam bentuk kemasan. Ini juga bisa diakses pada saat kemacetan,” tandas Gandhi.(RI)