JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Day Mineral (ESDM) akan mulai membangun fasilitas untuk mendukung program distribusi tertutup LPG (liquified petroleum gas) 3 kilogram pada Maret 2017. Hal tersebut membuat implementasi program tersebut kembali molor, karena target sebelumnya adalah Maret tahun ini.

Operasi Pasar LPG

IGN Wiratmaja Puja, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, mengatakan koordinasi insentif terus dilakukan Kementerian ESDM dan stakeholder lain, seperti perbankan untuk mempersiapkan pelaksanaan distribusi tertutup. Dengan dimulainya persiapan pada Maret maka pemerintah menargetkan bisa memulai program pada tahap awal di kuartal tiga tahun ini.

“Maret mulai bangun infrasstruktur dulu begitu semua dapat baru kita serentak. Pertengahan tahun kira-kira kuartal tiga dengan kartu sudah terbagikan,” kata Wiratmaja di Jakarta.

Berbagai infrastruktur yang akan dipersiapkan tentu termasuk kartu, teknologi top up kartu, mesin EDC, serta sistem perbankan.

Ada empat pulau yang memang sudah lama dikaji oleh Kementerian ESDM untuk bisa menjadi wilayah yang pertama mendapatkan fasilitas distribusi LPG 3 kg secara tertutup  adalah Pulau Bangka, Lombok, Bali dan Batam.

Wiratmaja mengatakan untuk tahap awal pemerintah tidak akan menerapkan secara serentak pendistribusian tertutup. Pemilihan keempat pulau karena pengawasannya bisa lebih mudah dan tidak sekompleks Pulau Jawa, meskipun Pulau Jawa adalah pasar pengguna LPG terbesar di Indonesia.

“Empat pulau identifikasi bank juga sudah siap mulai yaitu Bangka, Lombok, Bali dan Batam. Infrastruktur siap baru implementasi,” kata dia.

Pemerintah menargetkan program distribusi LPG 3 kg secara tertutup bisa dimulai pada tahun ini serta akan bisa diterapkan secara nasional pada 2018. Persiapan infrastruktur dilakukan tidak hanya bagi empat pulau tersebut namun juga diseluruh Indonesia sekaligus melakukan verifikasi data penerima yang sempat menjadi hambatan sebelumnya.

“Jumlah penerima 54,7 juta setelah dievaluasi jadi 26 juta nanti kita masih verifikasi data, sambil persiapan infrastruktu jadi berkalan paralel,” ungkap Wiratmaja.

Uji coba pelaksanaan distribusi LPG 3 kg secara tertutup berjalan dengan lancar dan sukses di Tarakan, Kalimantan Utara. Indikasi kesuksesan yang diperoleh adalah menurun drastisnya kelangkaan LPG di sana.

Wiratmaja mengatakan sebelum dilakukan distribusi tertutup di Tarakan, sering terjadi kelangkaan LPG 3 kg karena pemakaiannya tidak diatur. Serta siapa saja boleh membeli termasuk masyarakat mampu dan para pelaku usaha besar. Ini diperparah dengan tidak adanya fasilitas Stasiun Pengisian Bahanbakar Elpiji (SPBE). Selain itu Ia juga berharap peran Pemda dalam mensukseskan program ini.

“Sebelum distribusi tertutup sering terjadi salah pemakaian kalau sekarang kan sudah tidak terjadi lagi dan kuota kita lebih pasti,” tandas Wiratmaja.(RI)