JAKARTA – Dewan Energi Nasionial (DEN) merekomendasikan pengembangan penggunaan mobil listrik dan sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan pemanfaatan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT).

Abadi Purnomo, Anggota DEN, mengatakan dari hasil pengawasan penggunaan EBT hingga 2016 hanya mencapai 7,7 % dari target 10,4%. Untuk itu dibutuhkan akselerasi percepatan pemanfaatan EBT, salah satu langkah yang bisa ditempuh adalah dengan memanfaatkan implementasi pengembangan mobil listrik.

“Tahap pertama memang baru diskusi dengan menteri ada kebijakan-kebijakan yang sebentar lagi keluar, misalnya untuk mobil listrik. Salah satu untuk mengurangi polusi juga. Mereduksi pencemaran dan CO2, jadi mobil listrik sangat positif,” kata Abadi saat konferensi pers hasil sidang DEN di Kementerian ESDM, Jumat (4/8).

Anggota DEN lainnya, Rinaldy Dalimi, menegaskan pemerintah mempunyai peran penting untuk mempersiapkan kebijakan yang mendukung pengembangan mobil listrik tersebut. Mobil listrik akan menjadi salah satu pendorong yang baik dalam pemanfaatan EBT. “Pasarnya mendorong, tapi harus diinsiasi pemerintah,” tukas dia.

Rinaldy mencontohkan saat ini rencana penggunaan mobil listrik secara masif sudah dilakukan oleh beberapa negara, seperti Perancis, Inggris dan juga India.

“Pemerintah susun perpres-nya, bagaimana penggunaan mobil listrik bisa di percepat. Mobil listrik bisa jadi potensi EBT, apabila listriknya berasal dari EBT,” kata Rinaldy.

Salah satu kendala dalam pengembangan mobil listrik adalah harganya yang masih sangat tinggi. Karena itu dengan adanya regulasi khusus diharapkan insentif juga akan dinikmati para produsen mobil listrik sehingga harga jual mobil nantinya masih terjangkau oleh masyarakat.

“Dengan adanya regulasi harus ada percepatan penguasaan penguasaan teknologi di battery dan solar cell. Di Perancis sudah ada solar cell tempat mobil charge,” kata Rinaldy.(RI)