JAKARTA – PT Mitra Energi Persada Tbk (KOPI) berencana melakukan ekspansi dengan mengembangkan bisnis compressed natural gas (CNG), selain tetap menjalankan bisnis inti sebagai penyalur distribusi logistik gas.

“Dengan CNG dapat lebih fleksibel untuk menyalurkan ke daerah-daerah. Volume kecil juga bisa kita supply. Kami sedang berpikir mana yang lebih efisien, bukan hanya kendaraan tapi juga kompresi fasilitasnya,” kata Ivo Wongkaren, Direktur Utama Mitra Energi kepada Dunia Energi, akhir pekan lalu.

Sepanjang tahun ini Mitra Energi mengalokasikan US$ 13 juta untuk modal belanja (capital expenditure/capex). Anggaran tersebut berasal dari kas internal dan pinjaman bank.

Sejalan dengan semakin meningkatnya harga minyak dan kesadaran lingkungan, CNG saat ini mulai digunakan juga untuk kendaraan penumpang dan truk barang berdaya ringan hingga menengah.

CNG adalah bahan bakar gas (BBG) yang dianggap lebih bersih bila dibandingkan dengan bahan bakar minyak (BBM), karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam. CNG disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan, biasanya berbentuk silinder.
Argentina dan Brasil adalah dua negara dengan jumlah kendaraan pengguna CNG terbesar. Konversi ke CNG difasilitasi dengan pemberian harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan bahan bakar cair (bensin dan solar), peralatan konversi yang dibuat lokal dan infrastruktur distribusi CNG yang terus berkembang.

Di Indonesia, CNG bukanlah barang baru. Pencanangan untuk menggunakan CNG yang harganya lebih murah dan lebih bersih lingkungan daripada bbm sudah dilakukan sejak tahun 1986. Pada saat itu ditetapkan bahwa 20 % dari armada taksi harus memakai CNG. Namun, karena pada saat itu harga BBM masih dianggap terjangkau dan stasiun pengisian BBM terdapat di mana-mana, maka minat untuk menggunakannya tidak sempat membesar.

Menurut Ivo, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang usaha investasi infrastruktur energi serta perdagangan minyak dan gas bumi, Mitra Energi Persada melalui anak usaha, PT Mitra Energi Buana (MEB), akan tetap fokus pada bidang niaga gas bumi melalui pipa dedicated hilir sampai titik serah di lokasi konsumen di daerah Sumatera Selatan.

Saat ini, Mitra Energi memiliki jaringan pipa gas untuk industri sepanjang kurang lebih 25 kilometer (Km) di Sumatera Selatan, termasuk Palembang.

“Gas merupakan sumber energi yang cukup murah, dan juga dikategorikan sebagai green energi. Strategi kami adalah dengan meingkatkan eksisting customer untuk menggunakan gas lebih banyak lagi,” tandas Ivo.(RA)