JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menyatakan Kilang Cilacap yang menjadi kilang penguji minyak mentah asal Iran, Iranian Crude, hanya bisa mengolah maksimal 10% dari kapasitas produksinya yang mencapai 300 ribu barel per hari.

“Minyak Iran sudah diuji coba. Hasilnya, hanya bisa 10% yang diolah di Kilang Cilacap,” ujar Toharso, Direktur Pengolahan Pertamina di Jakarta, Senin (8/5).

Menurut Toharso, minyak mentah asal Iran memiliki kadar sulfur yang tinggi, yakni mencapai 1,5%. Itu sebabnya, minyak mentah asal Iran hanya bisa diolah di Kilang Cilacap yang memiliki unit khusus untuk minyak dengan sulfur tinggi.

Pertamina sebelumnya telah menerima satu kargo minyak mentah dari National Iranian Oil Company (NIOC). Uji coba sebagai bagian dari tahapan negosiasi antara Pertamina dengan NIOC sebelum kontrak jangka panjang impor minyak Iran diputuskan.

Pertamina melakukan evaluasi terhadap crude oil yang dikirim untuk bisa mendapatkan jenis minyak yang sesuai dengan kebutuhan dan bisa dikerjasamakan untuk jangka panjang.

Kerja sama Pertamina dengan NIOC telah dijalin sebelumnya melalui penandatanganan kontrak pembelian 88 ribu ton Liquified Petroleum Gas (LPG) pada 2016. Pembelian LPG dengan volume kurang lebih 500 ribu metrik ton itu akan direalisasikan pada 2017.
Selain kerja sama di sektor hilir, kerja sama antara kedua perusahaan juga rencana akan dilanjutkan di sektor hulu dengan rencana akuisisi dua ladang minyak di Iran yakni Ab-Teymoura dan Mansouri oleh Pertamina.

Pertamina bahkan telah menyodorkan pengelolaan dua lapangan tersebut yang ditaksir memiliki cadangan minyak lebih dari 5 miliar barel. Produksi dua lapangan yang saat ini mencapai 55 ribu bph dan 67 ribu bph, akan digenjot Pertamina menjadi 250 ribu dan 300 ribu bph.(AT)