Minum Bersama

Pejabat Pemerintah Daerah di Sumatera Utara menguji langsung dengan meminum air yang dialirkan dari pipa Tambang Emas Martabe.

TAPANULI SELATAN – Tambang Emas Martabe benar-benar membuktikan, air sisa produksi yang dialirkan melalui pipa ke sungai Batangtoru, sama sekali tidak beracun. Manajemen tambang itu, bersama jajaran pimpinan daerah dan tokoh masyarakat di Sumatera Utara, meminum air sisa proses produksi yang keluar dari ujung pipa.

Pembuktian tersebut berlangsung pada Kamis sore, 22 November 2012 lalu. Manajemen Tambang Emas Martabe melakukan pengambilan sampel air sisa proses produksi tambang dari ujung pipa di Saba Ronggang, Desa Telo, Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut).

Pengambilan sampel dilakukan di hadapan masyarakat, jajaran pemerintah daerah dan manajemen Tambang Emas Martabe. Dilanjutkan dengan aksi meminum bersama air yang keluar dari ujung pipa tersebut.

Peristiwa ini sekaligus menjadi momen peresmian penggunaan pipa yang menghubungkan ujung Instalasi Pemurnian Air dalam kawasan Tambang Emas Martabe dengan badan air Sungai Batangtoru. Pada 13 November 2012, tepat 14 hari sejak dimulai, pekerjaan penanaman pipa sejauh 2,7 km dari pagar terluar Tambang Emas Martabe menuju ujung pelepasan di Saba Ronggang berhasil dituntaskan.

Hadir dalam seremonial pengambilan sampel dan aksi minum bersama itu, berbagai unsur Forum Komunikasi Pemerintah Daerah Sumatera Utara. Yakni Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, Kasdam I/BB Brigjen TNI I Gede Sumertha, dan Kabinda Sumut Laksamana Pertama TNI D. Jayeng S.

Hadir pula dan turut serta dalam aksi minum bersama air dari ujung pipa Tambang Martabe, Danlanud Soewondo, Kol. Bambang Tutuko mewakili Pangkosek Sumut, Wakil Ketua Komisi A DPRD Sumut Syamsul Hilal, Bupati Tapanuli Selatan Syahrul Pasaribu, Wakil Bupati Aldinz Rapolo Siregar bersama segenap jajaran pejabat Pemerintah Propinsi dan Kabupaten.

Dalam sambutannya, Plt. Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho menmyampaikan harapan, agar G-Resources Martabe dapat senantiasa melibatkan para pemangku kepentingan, dan mengedepankan komunikasi dengan mengakomodasi nilai-nilai serta kearifan lokal, dalam menjalankan operasinya.

“Karena pada dasarnya masyarakat sebagai pemangku kepentingan utama mau menerima keberadaan tambang dengan tangan terbuka,” ujar Gatot Pujo Nugroho.

Presiden Direktur G-Resources Tambang Emas Martabe, Peter Albert mengungkapkan, pihaknya menghargai kesempatan dan dukungan yang diberikan semua pemangku kepentingan, baik masyarakat, pemerintah, para mitra pengembangan, serta media massa.

Dengan dukungan tersebut, Tambang Emas Martabe akan terus beroperasi, serta melanjutkan upaya pembangunan sosial, ekonomi dan tata-kelola lingkungan berkelanjutan dalam kemitraan dengan semua pihak.

Peter menambahkan, penuntasan pemasangan pipa dan pengaliran air ini, merupakan salah satu upaya berkelanjutan Tambang Emas Martabe, untuk mengkomunikasikan, meyakinkan dan membuktikan kepada berbagai pihak bahwa air yang dialirkan ke Sungai Batangtoru tidak berbahaya.

“Air sisa proses yang kami alirkan melalui pipa ke sungai Batangtoru, telah memenuhi standar baku mutu yang ditentukan dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 202 Tahun 2004, tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Bijih Emas,” jelas Peter.

Sebelum dialirkan, air diproses dan dibersihkan terlebih dahulu dalam Instalasi Pemurnian Air (Water Polishing Plant) berkapasitas 3.000 m3/jam yang kadar parameter baku mutunya diukur setiap hari, guna memastikan air itu aman bagi biota, tidak merusak lingkungan maupun menurunkan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

(Abraham Lagaligo / abrahamlagaligo@gmail.com)