panas bumi

Pembangkit listrik tenaga panas bumi (ilustrasi).

JAKARTA – PT Meta Epsi, perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi mekanikal dan elektrikal, tahun depan berencana masuk ke bisnis Independent Power Producer (IPP) utamanya untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

Direktur Utama Meta Epsi, Inomal Senta Jaya mengungkapkan, minatnya terjun ke bisnis PLTP ini didorong oleh membaiknya kebijakan di sektor panas bumi Indonesia. Hal itu ditunjang oleh pengalaman Meta Epsi yang sejak 1975 telah banyak mengerjakan proyek-proyek konstruksi dan kelistrikan.

“Kebijakan di sektor panas bumi terutama dalam hal harga listrik saat ini, sudah sangat feasible dan bankable. Ini memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan nasional seperti kami, untuk masuk ke bisnis energi baru terbarukan ini,” ujar Senta di Jakarta, Jumat, 5 Oktober 2012.

Ia mengakui, saat ini ada sejumlah proyek konstruksi dan kelistrikan yang sedang diselesaikan Meta Epsi. Maka dari itu, keterlibatan Meta Epsi untuk berinvestasi dalam sejumlah proyek IPP, baru akan difokuskan tahun depan. Tentang proyek-proyek PLTP mana saja yang diincar, Senta mengaku sangat tergantung dari RUPTL 2013 PT PLN (Persero).

Ia pun mengaku sudah mempertimbangkan, masuk ke panas bumi merupakan investasi yang mahal. Terutama dalam hal eksplorasi cadangan panas bumi, yang risikonya cukup tinggi. Maka dari itu, Meta Epsi akan masuk ke wilayah kerja panas bumi yang sudah tuntas eksplorasinya.

“Kami siap untuk bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang sudah memegang WKP (Wilayah Kerja Panas Bumi). Terutama mereka yang sudah melakukan eksplorasi lengkap, kami tawarkan kerjasama yang menarik untuk pengembangannya dengan pembangunan PLTP,” tambahnya.

Senta pun berterus terang bahwa yang cukup menarik adalah WKP-WKP yang sudah dieksplorasi PT Pertamina (Persero). Karena selain Pertamina sudah menguasai teknologi panas bumi, risiko eksplorasi juga dijamin pemerintah. “Begitu RUPTL 2013 keluar, kami siap masuk untuk satu atau dua proyek PLTP,” tandasnya.

Selain di panas bumi, Senta pun mengaku Meta Epsi cukup tertarik untuk berinvestasi di proyek-proyek IPP untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG). Hal ini didasarkan pada pengalaman Meta Epsi yang telah sukses membangun PLTG Gunung Magang di Muara Enim, Sumatera Selatan berkapasitas 2 x 40 Megawatt (MW).

Unit 1 PLTG itu sudah beroperasi secara komersial sejak 2007 diikuti tak lama kemudian oleh Unit 2, dengan total investasi USD 60 juta. Kini pengelolaan PLTG itu sudah berpindah ke perusahaan lain. “Dibandingkan berinvestasi ke PLTU, masuk ke proyek PLTG lebih menarik bagi kami,” ungkapnya lagi.

Senta menuturkan, untuk proyek PLTU waktu pembangunannya hingga beroperasi secara komersial membutuhkan waktu 24 – 30 bulan. Sedangkan untuk PLTG, cukup membutuhkan waktu paling lama 12 bulan, jauh lebih cepat ketimbang PLTU.

“Bahkan PLTG Gunung Magang kami bangun hanya dalam waktu 8 bulan, tahun 2006 dimulai dan 2007 sudah beroperasi secara komersial,” pungkasnya.

(Abraham Lagaligo / abrahamlagaligo@gmail.com)