JAKARTA- Setelah menjabat Direktur Utama (Dirut) PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), perusahaan pertambangan emas dan tembaga di Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat selama delapan tahun lalu, Martiono Hadianto dalam waktu dekat akan menyerahkan kursi orang nomor satu pada perusahaan afiliasi Newmont Mining Corporation (NMC) itu kepada Rahmat Makkasau. Namun, hingga Kamis (18/9) belum ada keterangan resmi dari manajemen NNT dan kapan Rahmat yang saat ini menjabat General Manager Social Responsibilities & Government Relation NNT itu resmi menjabat dirut.

Rubi W Purnomo, Manajer Humas NNT, saat dikonfirmasi juga menyatakan belum bisa memberikan keterangan resmi. “Nanti minggu depan akan ada penjelasan,” ujar Rubi di Jakarta, Kamis malam.

Pergantian dirut NNT kali ini terkesan mendadak. Lazimnya, proses penunjukan dirut baru perusahaan tambang emas dan tembaga terbesar kedua nasional itu, terkesan lama dan alot. Manajemen MNC di Denver, Colorado, AS butuh waktu berbulan-bulan untuk mencari figur dirut baru perusahaan. Martiono bergabung dengan Newmont pada Juni 2007 menggantikan dirut lama, Noke Kiroyan.

Pergantian Martiono ke Rahmat juga memunculkan spekulasi karena NNT sejatinya butuh figur dirut yang dikenal publik dan memiliki jaringan luas di lingkungan eksekutif dan legislatif. Apalagi rekam jejak Rahmat di industri pertambangan dinilai sementara kalangan belum terlalu mengilap.

Namun, sejumlah kalangan lain justru berpendapat sebaliknya. Penunjukan Rahmat sebagai dirut baru NNT dinilai tepat karena dia berasal dari kalangan internal perusahaan dan dinilai mengerti seluk-beluk perusahaan tersebut. Apalagi Rahmat bukan orang baru di lingkungan NNT.

Pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, 42 tahun lalu itu telah lama bergabung di Newmont. Sebelum menjabat GM Social Responsibilities & Government Relation sejak September2012, Rahmat sempat menduduki kursi General Manager Mining NNT selama delapan bulan sejak Januari 2012 sampai Agustus 2012. Sebelum itu, dia pernah menjabat Senior Manager Processing, Senior Manager HSLP, Environmental, Security, Human Resources NNT sejak Mei 2007 sampai Desember 2011. Dia juga pernah menjabat General Foreman Processing, Superintendent Processing NNT selama delapan tahun sejak April 1999 sampai Mei 2007. Sebelum bergabung di NNT, Rahmat pernah bekerja sebagai Process Operator, Trainer, Ops Supervisor, Commissioning Coordinator PT Freeport Indonesia selama lima tahun dari Januari 1994 sampai April 1999.

Adapun Martiono, saat perpisahan dengan para kolega dan mantan koleganya di NNT di sebuah hotel bintang lima di Jakarta, Kamis malam mengaku setelah tidak lagi menjabat dirut NNT akan berkiprah untuk membuat kapasitas aparatur pemerintahan lebih baik. Sejumlah tokoh bisnis pertambangan hadir pada acara tadi malam, antara lain Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Milawarma; Nirwan Dermawan Bakrie, bos Grup Bakrie; dan Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang juga mantan Direktur Utama PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Tony Wenas.(DR)