JAKARTA – PT Pertamina (Persero) telah diberikan wewenang untuk menentukan pengelolaan unitisasi lapangan Sukowati pasca berakhirnya kontrak Joint Operation Body (JOB) PT Pertamina Hulu Energi-PetroChina East Java di blok Tuban pada 28 Februari 2018.

Tunggal, Direktur Pembinaan Hulu Migas, Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, Menteri ESDM yang berwenang menetapkan WK migas, sehingga bisa saja menteri menyerahkan sepenuhnya WK Tuban ke Pertamina.

“Seperti dikatakan Menteri ESDM (Ignasius Jonan), kalau kontraknya selesai terserah Pertamina siapa yang kelola unitisasi atau Pertamina minta area Sukowati dikeluarkan dan dimasukan ke WK Pertamina EP selanjutnya dikelola PEP, ” kata Tunggal, akhir pekan lalu.

Menurut Tunggal, Direktur Pembinaan Hulu Migas, Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, area Lapangan Sukowati sebagian masuk WK Tuban. Sesuai aturan area lapangan yang melampar ke dua WK wajib unitisasi.

“Kecuali area Sukowati pada WK Tuban di cut out dan diserahkan menjadi bagian dari WK Pertamina EP. Hal diatas menjadi kewenangan M1 (Menteri ESDM),” tegas dia.

Dia menambahkan status sekarang kontrak JOB PPEJ diperpanjang enam bulan atau sampai ditandatangani kontrak baru.

Pemerintah melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 2881/23/DJM.E/2018 tentang pengelolaan delapan WK yang akan berakhir kontrak pada 2018 telah menetapkan pembagian hak partisipasi dari delapan blok terminasi. Salah satu di antaranya adalah Blok Tuban.

Pertamina melalui PHE akan menguasai 78,75% hak partisipasi sekaligus sebagai operator. Sisanya, 11,25% untuk badan usaha/bentuk usaha tetap (BU/BUT) eksisting yang berminat sebesar 11,25% dan 10% BUMD.  Saat ini PHE bermitra dengan PetroChina dalam Joint Operation Body (JOB) PHE-PetroChina East Java bertindak sebagai pengelola blok Tuban. Kontrak JOB telah berakhir pada 28 Februari 2018, namun kemudian diperpanjang enam bulan oleh pemerintah.

Yusri Usman, Direktur Eksekutif CERI, mengaku bingung jika pemerintah tetap mendorong PetroChina sebagai mitra Pertamina  operator di lapangan  Sukowati. Hal ini tentu tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah yang selalu menugaskan Pertamina mencari terus blok ekplorasi dan produksi didalam negeri dan diluar negeri untuk menjaga ketahanan energi nasional.

“Apalagi lapangan Sukowati sekitar 80% pelamparan reservoirnya masuk diwilayah kerja Pertamina EP. Tentu kalau dipercayakan Pertamina EP 100% sebagai operator, maka akan terjadi efisiensi biaya produksi dan menambah lifting nasional untuk kilang Pertamina,”  ungkap dia kepada Dunia Energi.

Menurut Yusri, jangan sampai sisa cadangan yang ada disia-siakan dengan melibatkan dan memberikan keuntungan bagi asing.

“Arahkan saja PetroChina ke eksplorasi daerah laut dalam yang belum mampu Pertamina masuk,” kata Yusri.(RI/RA)