Salah satu kilang PTT Global Chemical di Thailand.

JAKARTA – Rupanya tidak salah langkah PT Pertamina (Persero) menggaet PTT Global Chemical untuk menjadi mitra, dalam mengembangkan bisnis petrokimia nasional. Pasalnya, perusahaan asal Negeri Gajah Putih itu merupakan pemain lama, dan boleh dibilang rajanya pemasok produk petrokimia.

Bukan cuma berjaya di negeri asalnya, Thailand, PTT Global Chemical juga merupakan salah satu pemasok utama produk petrokimia di kawasan Asia Pasifik, dengan dukungan kilang terintegrasi berteknologi yang sarat kompleksitas, dengan efisiensi energi yang tinggi.

Rekanan baru Pertamina ini pun, selama ini telah menjadi produsen olefin dan aromatic terbesar di Thailand dan pemain utama di kawasan Asia, dengan total kapasitas produksi 8,2 juta ton per tahun. “Dengan kolaborasi ini, kami yakin dapat merebut pasar petrokimia di Indonesia dan Asia, yang sangat menjanjikan,” tutur Karen di Jakarta, Senin, 11 Maret 2013.

Optimisme Karen ini sangat beralasan, mengingat Pertamina sendiri telah mempunyai modal yang cukup untuk mengembangkan bisnis petrokimia. BUMN ini merupakan pemilik aset kilang terbesar di kawasan Asia Tanggara, dan yang terbesar ke-5 di Asia.

Dengan begitu, Pertamina memiliki potensi yang sangat besar untuk mengintegrasikan bisnis kilang dan petrokimia, serta memberi nilai tambah terhadap sumber daya alam Indonesia . Dengan keunggulan itu, kata Karen, Pertamina bertekad untuk dapat menjadi pemain utama di Indonesia dan regional.

“Pertamina bertekad menjadi pelaku utama industri petrokimia di Indonesia, melayani konsumen industri dengan jaminan pasokan yang andal dan biaya efisien. Bisnis petrokimia diharapkan menjadi salah satu pilar bisnis Pertamina di samping bisnis migas dan energi di 2025,” tambah Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya.

Pada tahap awal, ujarnya, Pertamina akan membangun kilang Naphta Cracker dengan kapasitas 1 juta ton per tahun, yang ditargetkan dapat beroperasi pada 2017. Setelah kilang tersebut terbangun, Pertamina menargetkan untuk dapat menguasai 30% pangsa pasar.

(Iksan Tejo / duniaenergi@yahoo.co.id)