JAKARTA – Belum juga genap enam bulan bekerja sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Elia Massa Manik didapuk sebagai CEO BUMN terbaik Pertama untuk kategori Visiioner dalam Anugerah BUMN Award 2017. Penghargaan tersebut diberikan kepada CEO BUMN yang dinilai mampu mengelola pertumbuhan dan penguatan tata kelola perusahaan yang semakin governance melalui kinerja dan audit keuangan yang semakin baik.

Massa juga dinilai mampu memperkuat kinerja korporasi sekaligus mengonsolidasi sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif dan berdaya saing kuat di tengah ketidakpastian situasi global khususnya volatilitas harga minyak mentah yang sangat berpengaruh pada kinerja perusahaan.

Anugerah BUMN Terbaik dinilai melalui tahapan seleksi Pengisian Kuesioner, Kajian Kuesioner, dan Wawancara Pendalaman Kuesioner oleh Dewan Juri. Majalah BUMN Track selaku penyelenggara menggandeng PPM Manajemen UI dengan melibatkan dewan juri yang memiliki keahlian, kapabilitas, kredibilitas di bidang tata kelola perusahaan, finansial, dan kepemimpinan dengan komposisi unsur meliputi akademisi, pengamat, praktisi, dan media.

Dewan Juri Anugerah BUMN Awards 2017 diketuai oleh Tanri Abeng, sedangkan anggota dewan juri adalah Muhammad Said Didu, Toto Pranoto, Enny Srihartati, Andi Ilham Said, Bramantyo Djohanputro, dan Astera Priman

Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik menyatakan tantangan yang dihadapi BUMN saat ini, khususnya Pertamina harus disikapi dengan strategi dan menyamakan visi dari lingkup korporat dan anak perusahaanya agar perusahaan tetap bisa eksis di tengah berbagai tantangan yang akan berbeda di jamannya. Ke depan Pertamina juga harus bisa memosisikan sebagai perusahaan energi terbaik dengan membandingkan pada habitatnya.

“Pertamina adalah BUMN terbesar itu memang betul, tetapi kita harus membandingkan Pertamina itu pada habitatnya, yaitu sebagai perusahaan energi yang memiliki kategori High Risk, High Capital Intensive, High Technology yang terekspos. Jangan kita membandingkan dengan BUMN lainnya yang lini bisnisnya berbeda. Kita harus memperhatikan tiga hal tersebut dengan eksekusi yang baru,” ujarnya. (dr)