Penikmat ekowisata, terutama pehobi selam, tidak asing lagi dengan Kepulauan Derawan, di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Di sana terdapat sejumlah objek wisata bahari yang molek seperti taman bawah laut. Sedikitnya ada empat pulau yang terkenal di kepulauan tersebut, yakni Pulau Maratua, Derawan, Sangalaki, dan Kakaban yang ditinggali satwa langka penyu hijau dan penyu sisik.

Kepulauan Derawan menjadi surga bagi beberapa ekosistem pesisir dan pulau kecil yang sangat penting yaitu terumbu karang, padang lamun dan hutan bakau (hutan mangrove). Selain itu banyak spesies yang dilindungi berada di sekitar kepulauan tersebut seperti penyu hijau, penyu sisik, paus, lumba-lumba, kima, ketam kelapa, duyung, ikan barakuda dan beberapa spesies lainnya. Maka, cukup membanggakan ketika para wisatawan menyebut Kepulauan Derawan sebagai Maldives-nya Indonesia.

Wilayah kepulauan itu pada September lalu ditetapkan sebagai tempat menyelam terpopuler dari Anugerah Pesona Indonesia 2016. Kepulauan Derawan telah dicalonkan untuk menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO pada 2005.

Seorang penyelam merawat terumbu karang di sekitar Kepulauan Derawan. (Foto: Abidzar Algiffari)

Sayangnya, saat ini keindahan tersebut terancam akibat perubahan iklim dan naiknya suhu permukaan air laut. Fenomena alam ini terutama mempengaruhi kehidupan terumbu karang. Terjadilah bleaching coral atau pemutihan karang. Padahal, kehidupan masyarakat sangat tergantung pada kelestarian ekosistem terumbu karang. Nelayan menginginkan hasil tangkapannya terus meningkat. Darimana ikan-ikan itu dapat berkembang biak dan membesar apabila tidak ada terumbu karang sebagai tempat berlindung? Tak mungkin pula para penyelam dari dalam dan luar negeri mau datang apabila karang-karangnya sudah mati.

Untuk itu, tutur Arif Hadianto, Public Relations Manager PT Berau Coal, melihat pentingnya keberlanjutan hidup bawah laut yang juga menjadi mata pencaharian masyarakat sekitar, maka PT Berau Coal menginisiasi kegiatan berkebun bawah laut dengan konsep adopsi terumbu karang buatan. “Reef stupa, begitulah penamaan terumbu karang buatan berbentuk kubah atau stupa dengan lubang-lubang di sekililingnya. Pada Agustus 2016, Divisi Public Relations PT Berau Coal memulai menjalankan program restorasi terumbu karang dengan mentransplastasi bibitnya di reef stupa,” tuturnya.

Secara kumulatif, hingga tutup tahun 2016, tercatat sebanyak 100 buah reef stupa telah diturunkan dibeberapa lokasi perairan Kepulauan Derawan. Di antaranya Pulau Rabu-Rabu sebanyak 54 buah, Pulau Maratua sebanyak 21 buah dan Pulau Derawan sebanyak 25 buah. “Program nonprofit tersebut berkembang pesat berkat kepedulian dan minat multistakeholder. Dengan hanya donasi Rp500 ribu per unit untuk mengganti biaya bahan dan upah tenaga kerja, pendonor yang disebut adopter telah berkontribusi menjadi penyelamat dan diabadikan namanya dibawah laut Kepulauan Derawan. Lebih lanjut silahkan melihat program kami di www.reefstupa.org dan Fan Page Facebook Reef Stupa,” tutur alumni UGM itu.

Arif menuturkan reef stupa adalah konsep klaster terumbu karang buatan dan juga berfungsi sebagai rumah ikan. Setiap klaster terdiri dari tujuh terumbu karang, dan setiap titik terdiri dari empat klaster. “Program ini untuk mendukung pariwisata ramah lingkungan, jika berhasil nanti diharapkan bisa menjadi titik penyelaman dan titik pemancingan,” ungkap Arif.

Program ini, kata dia, bekerjasama dengan Sanubari Dive Center, yang selama ini memberikan pelayanan paket wisata yang mengedepankan keberlangsungan lingkungan hidup. Menurut Arif, program konservasi terumbu karang dengan reef stupa ini sangat mudah diikuti oleh semua pihak melalui konsep adopsi yang mengedepankan pendekatan partisipatif sehingga menjadikan program ini unik karena seolah mengajak masyarakat luas untuk berkebun di bawah laut.

Para penyelam menurunkan sekitar 21 reef stupa di Maratua, beberapa waktu lalu. (Foto: Abidzar Algiffari)

Dengan berpartisipasi dalam pelestarian terumbu karang ini, sambung Arif, para adopter sekaligus mendukung kegiatan konservasi di Taman Pesisir Kepulauan Derawan (TPKD) sesuai Surat Keputusan (SK) Bupati Berau No. 202 Tahun 2014 tertanggal 24 Maret 2014 tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau Pulau Kecil sebagai Taman Pesisir Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau.

Arif menambahkan pihak yang berpartisipasi dalam reef stupa dapat berpartisipasi juga dalam gerakan Coral Triangle Initiative (CTI) atau Gerakan Inisiatif Segitiga Terumbu Karang yang diluncurkan pada Konferensi Kelautan Dunia atau World Ocean Conference (WOC) 11-15 Mei 2009 di Manado yang didukung United Nations Environment Program (UNEP) dan Global Forum. (http://www.menlh.go.id/indonesia-dan-pertemuan-segitiga-terumbu-karang/)

Indonesia termasuk salah satu negara yang masuk ke dalam segitiga terumbu karang selain Filipina, Papua Nugini, Malaysia, Timor Lester dan Kepulauan Solomon dikarenakan keenam negara tersebut memiliki sumber daya alam hayati laut yang bernilai strategis bagi kehidupan manusia. (http://www.conservation.org/global/indonesia/tentang/bentang_laut/cti/Pages/inisiatif_segitiga_terumbu_karang.asp)

Jadi, kalau kita yang tidak perduli dengan kelestarian terumbu karang, siapa lagi? PT Berau Coal sudah memulainya.(Farhan Soeprapto)