WAJAH Keraton Kasepuhan Cirebon yang pada beberapa tahun lalu memprihatinkan kini telah berubah 180 derajat. Tidak lagi dijumpai banyak masyarakat sekitar yang hidup jauh dibawah garis kemiskinan, bahkan pengemis sekalipun.
Kawasan keraton berangsur bisa dikembalikan sebagai simbol dan gambaran dari tempat kebesaran wilayah kekuasaan raja-raja dalam kebudayaan dan masyarakat Jawa.

Adalah Elang Raharyadi Widjayakusuma, salah satu abdi atau pelayan kerajaan yang fokus membina kelestarian seni kebudayaan Cirebon di sekitar Keraton Kasepuhan Cirebon, mendapatkan amanat dari sultan untuk membina masyarakat sekitar.

Elang mendapat tugas untuk membina masyarakat yang mandiri, terutama dari sisi ekonomi. Potensi batik pun dijadikan sebagai salah satu sarana untuk mewujudkan cita-cita keraton dalam menciptakan masyarakat sejahtera dan mandiri secara ekonomi. Apalagi selama ini masyarakat sekitar Keraton Kasepuhan Cirebon kurang bisa memanfaatkan keraton yang menjadi salah satu objek wisata andalan.

“Mereka dulu bahkan hanya menjadi pengemis,” kata Elang saat ditemui di Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, belum lama ini.

Elang bersama PT Pertamina Hulu Energi, anak usaha PT Pertamina (Persero) menginisiasi pembentukan UKM Kelompok Batik dan Kerajinan Kasepuhan Cirebon. Ia dan tim PHE sejak 2014 mulai melakukan pembinaan masyarakat sekitar keraton dengan mengajarkan pembuatan batik khas Cirebon secara alami.

“Mereka tidak bisa apa-apa, awalnya kita berdayakan saja. Dampaknya ke ekonomi, Alhamdulilah untuk penuhi kebutuhan keluarga sudah bisa tercukupi,” kata Elang.

Selain batik, tim PHE bersama UKM kelompok batik Kasepuhan Cirebon juga melakukan pembinaan pembuatan kerajinan lainnya kepada sekitar 20 anggota UKM, seperti lukisan kaca, kerudung lukis serta baju khas Cirebon. Varian produk dan kerajinan yang dihasilkan membuat omset atau pendapatan UKM pun bisa dibilang cukup baik.
“Rata-rata dalam satu bulan omset UKM Rp10 juta,” ungkap Elang.

Pertemuan Elang dengan PHE terbilang singkat. Menurut Elang, Sultan Kasepuhan Cirebon mempunyai peranan penting dalam memulai program ini.

“Sultan membuat program untuk tingkatkan pariwisata, memberi amanat saya untuk ke Pertamina sabagai mitra, karena kan relasi sultan luas,” cerita Elang.

Gayung pun bersambut, tanpa memerlukan banyak waktu PHE segera merealisasikan rencana pembinaan masyarakat dengan menyediakan segala kebutuhan, baik dari segi dana maupun fasilitas infrastruktur.
“Jadi setelah ada kunjungan PHE, mereka berikan latihan dan bahan-bahan batik dan lain-lain dan berjalan sampai sekarang,” papar Elang.

Adiatma Sardjito, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengungkapkan Pertamina selalu menitipkan kepada anak perusahaan Pertamina agar selalu menjaga hubungan baik dengan masyarakat, salah satunya dengan ikut memberdayakan masyarkaat disekitar area operasi. Terlebih dengan Kasepuhan Cirebon, Pertamina sudah memiliki sejarah serta hubungan yang baik sejak lama.

“Kita Pertamina sudah membina hubungan baik dengan masyarakat Cirebon sejak lama. Jadi saya kira ini diharapkan bisa ditingkatkan,” kata dia.

Elang berharap dengan keberadaan UKM Kelompok Batik Keraton Kasepuhan Cirebon terus berkembang, bahkan tidak menutup kemungkinan akan lahir pusat baru batik dan kerajinan khas Cirebon di sekitar area keraton.

“Semoga disini bisa sebagai kampung batik dan kerajinan, kita lestarikan kerajinan khas Cirebon,” tandas Elang.(RI)