JAKARTA – PT PLN (Persero) mengklaim berhasil menghemat hingga Rp 1,4 triliun seiring pelaksanaan kegiatan LIKE (Learning, Innovation, Knowledge & Exhibition) tahun ini. PLN juga berharap kegiatan LIKE menjadi satu pusat penelitian dan membawa hal yang baik bagi perusahaan.
Efi Hariadi, Ketua Pelaksana LIKE 2017 yang juga General Manager PLN Pusat Pengatur Beban (P2B) Jawa Bali, mengatakan LIKE menciptakan efisiensi di bidang pembangkitan,  transmisi dan distribusi. Serta efisiensi teknikal non support melalui  inovasi non teknikal manajemen.
“Setelah kita verifikasi lahir angka Rp 1,4 triliun. Tahun lalu kita mendapat sampai Rp 5 triliun untuk saving, tahun ini sudah sampai Rp 1,4 triliun. Itu sangat berguna bagi perusahaan kita,” kata Hariadi dalam pembukaan kegiatan LIKE di Kantor Pusat PLN Jakarta, Selasa (17/10)
LIKE (Learning, Innovation, Knowledge & Exhibition). Acara tahunan yang berlangsung pada 17 Oktober-19 Oktober 2017 meliputi Seleksi Penghargaan Karya Inovasi Pegawai, Knowledge Sharing, Innovator Talkshow, Festival Budaya dan PLN Expo.
LIKE PLN merupakan transformasi dari KNIFE (Knowledge, Norm, Innovation, Festival and Exhibition) yang telah dilaksanakan sejak 2009. LIKE diharapkan dapat membentuk budaya pengelolaan pengetahuan yang menghasilkan produk-produk inovasi yang diimplementasikan di lingkungan perusahaan.
Pada LIKE 2017, ada 357 karya inovasi pegawai PLN dan Anak Perusahaan yang terbagi menjadi lima kategori, yaitu Pembangkitan, Transmisi dan Distribusi, Technical Support, Non-Technical Support Aplikasi dan Non-Technical Support Manajemen. Saving dari karya-karya ini mencapai Rp 1.348.930.000.000,-. 50 karya di antaranya akan memasuki tahap seleksi final di ajang LIKE 2017. Seleksi Penghargaan Karya Inovasi (SPKI) berfungsi sebagai sarana manajemen memotivasi para pegawai secara terus menerus untuk dapat lebih berperan dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. SPKI ini selalu mengalami peningkatan pada setiap tahunnya, sampai dengan tahun 2017 jumlah karya inovasi yang dihasilkan sebanyak 3.263 karya inovasi dari seluruh unit PLN di Indonesia.
Manfaat inovasi tentunya untuk menciptakan nilai tambah bagi peningkatan kinerja perusahaan seperti kenaikan efisiensi, penurunan heat rate pembangkit, percepatan waktu pemeliharaan dan atau pelayanan, dan meningkatkan faktor ketersediaan (availability factor). Dalam rangka meningkatkan efisiensi, inovasi diarahkan pada perbaikan fuel mix, pengurangan jam gangguan, penurunan losses jaringan, dan peningkatan produktivitas pegawai.
Pada kesempatan tersebut, PLN juga akan meluncurkan jurnal Energi Kelistrikan yang berisi makalah ilmiah mengenai teknologi dan pengelolaan energi kelistrikan dari seluruh Indonesia dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia. Penerbitan jurnal energi kelistrikan bertujuan sebagai wadah publikasi dan diseminasi penelitian ilmiah yang berkaitan dengan energi kelistrikan. Serta untuk mengelola pengetahuan di bidang kelistrikan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Jurnal ilmiah menargetkan segmen pembaca untuk para praktisi dan ahli di bidang kelistrikan di Indonesia. Penerbitan dilakukan secara berkala setiap tahun.
Kegiatan-kegiatan ini menjadi bukti bahwa PLN menaruh perhatian besar dan memberi tempat bagi lahirnya ide-ide dan inovasi-inovasi baru yang mendukung fokus strategi perusahaan terus berupaya menurunkan BPP. Serta meningkatkan penjualan dengan terus waspada akan setiap tantangan yang mungkin mendistribusikan.
Jumain Appe, Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemrisrekdikti),  mengatakan  pemerintah sudah semestinya mendukung kegiatan tersebut.
“Roadmap pengembangan IPTEK ke depan harus terkait kelistrikan. Harus dorong perusahaan-perusahaan untuk melakukan kegiatan R&D.
Apa yang dilakukan PLN harus benar-benar didukung. Pemerintah harus membuat kebijakan yang mendukung industri dalam negeri,” tandas Jumain.(RA)