JAKARTA – PT Megapower Makmur, perusahaan produsen listrik swasta (independent power producer/IPP) akan melepas saham perdana ke publik (initial public offering/IPO). Megapower ditargetkan akan mulai tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 21 Juni 2017.

Dana hasil IPO sebesar 50% akan digunakan untuk membayar utang ke induk usaha Bina Puri Power Sdn. Bhd, perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Malaysia. Sisanya akan digunakan untuk tambahan modal kerja.

Kang Jimmi, Direktur Utama Megapower, mengatakan pembangkit listrik tenaga diesel yang dimiliki perseroan saat ini berada di sembilan lokasi berbeda dan tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.

Sembilan proyek tersebut rata – rata sudah beroperasi sejak 2010 dan 2011, hanya ada dua lokasi yang baru dibangun pada 2014.

“Untuk pembangkit listrik hydro dibangun pada 2016 dengan kontrak jangka panjang selama 15 tahun,” kata Jimmi di Jakarta.

Jumlah saham Megapower yang ditawarkan yakni sebanyak- banyaknya 245.100.000 saham, atau setara dengan 30% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.

“Jumlah dana yang akan diterima tersebut tergantung pada harga IPO,” kata Jimmi.

Antony Kristanto, Chief Executive Officer PT KGI Sekuritas Indonesia, penjamin pelaksana emisi efek, menambahkan target IPO rencananya berkisar antara Rp 200 – Rp 250 per saham, dengan price earning ratio kurang lebih 7 sampai 9 kali dan PBV sekitar 1,3 kali.

“Perusahaan memiliki laba bersih dari pendapatan kurang lebih 17%. Berarti kedepan, pertumbuhan perusahaan akan sangat bagus, bila dilihat dari pertumbuhan konsumsi listrik nasional yang mencapai kurang lebih 7,1%,” ungkap Antony.

Bookbuilding telah dimulai sejak 23 Mei 2017, dan akan berakhir pada 5 Juni 2017. Pernyataan Efektif diperkirakan akan diperoleh pada 12 Juni 2017.(RA)