JAKARTA – Proses negosiasi divestasi saham PT Freeport Indonesia memasuki babak baru. Akuisisi 51% saham Freeport hampir pasti dilakukan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang ditunjuk pemerintah melalui Kementerian Badam Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan divestasi.

Rini Soemarno, Menteri BUMN, mengatakan untuk menguasai 51% saham Freeport, Inalum harus mengakuisisi tidak hanya hak partisipasi (Participating Interest/PI) milik Rio Tinto sebesar 40%, namun juga akuisisi 100% saham PT Indocopper Investama yang menguasai 9,36% saham Freeport. Inalum sendiri saat ini telah menguasai 9,36% saham Freeport milik Pemerintah Indonesia.

Dampak akuisisi saham Freeport oleh Inalum membuat saham yang dikuasai Indocopper dan Pemerintah Indonesia akam terdilusi masing-masing menjadi 5,69%. Sehingga jika ditotal jumlah saham yang akan dikuasai Inalum sebesar 51,38%.

“Inalum akan mengambil PI Rio Tinto dan 100% Indocopper, sehingga kepemilikan Inalum ditambah kepemilikan negara menjadi 51,38%,” kata Rini dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jakarta (12/7).

Pemerintah bersama Freeport baru saja menandatangani Head of Agreement (HoA) yang berisi tentang pokok-pokok kesepakatan negosiasi, termasuk harga akuisisi. Serta poin utama negosiasi, yakni landasan hukum dalam bentuk Izin Usaha Pertambangan Khusus Operasi (IUPK Op) bukan dalam bentuk Kontrak Karya (KK).

Kemudian divestasi saham 51% untuk kepemilikan nasional Indonesia. Ketiga, Freeport membangun smelter di dalam negeri. Keempat, penerimaan negara secara agregat dan total lebih besar dibanding penerimaan negara melalui KK selama ini.

Kelima, perpanjangan operasi 2×10 tahun hingga 2041, diberikan setelah memenuhi kewajiban IUPK Op.

Menurut Rini, setelah kesepakatan tertuang dalam HoA, selanjutnya akan dibahas joint venture agreement.

“Setelah joint venture agreement tadi dan bayar, baru kemudian Menteri ESDM dan Menteri Keuangan keluarkan IUPK Op,” ungkap Rini.

Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Inalum, mengatakan total nilai akuisisi US$3,85 miliar dengan perincian untuk akuisisi PI Rio Tinto sebesar US$3,5 miliar dan saham Indocopper sebesar US$350 juta. Sumber dana akuisisi nantinya akan berasal dari pendanaan eksternal.

“Sudah ada 11 bank yang siap membantu mendanai transaksi,” tukas Budi.

Selain berasal dari pinjaman, dana akuisisi juga bisa bersumber dari kas internal yang dimiliki oleh holding BUMN tambang. “Masih kami diskusikan porsinya. Tapi Inalum sendiri posisi cash-nya sekitar US$1,5 miliar,” tandas Budi.(RI)