JAKARTA – Sebanyak 11 bank, tiga diantaranya bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah menyatakan komitmen untuk membiayai akuisisi hak partisipasi Rio Tinto sebesar 40% yang dikonversi menjadi saham dan 9,63% saham PT Freeport Indonesia yang dikuasai PT Indocopper Investama oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Selain bank BUMN, kombinasi bank swasta nasional dan asing akan ikut mendanai divestasi saham senilai US$3,85 miliar tersebut.

“Ada tiga bank BUMN, Mandiri, BNI, dan BRI. Sisanya swasta, asing juga ada,” ujar Fajar di Gedung DPR, Selasa (17/7).

Pekerja Freeport menggarap tambang bawah tanah di Grasberg, Papua.

Dia menjamin biaya akuisisi sisa saham Freeport agar pemerintah Indonesia memiliki 51% saham merupakan nilai yang tepat karena melalui berbagai kajian, termasuk kajian tim independen.

Meskipun nilai akuisisi sudah ditetapkan, sejauh ini mekanisme pembayaran belum diputuskan. Hal itu masih dalam pembahasan lanjutan menyusul penandatanganan Head of Agreement (HoA) antara Inalum dan Freeport McMoRan Inc, induk usaha Freeport Indonesia.
HoA menyepakati tiga poin utama untuk segera dibahas lebih lanjut sebelum transaksi benar-benar terjadi, yakni purchase agreement, exchange agreement dan shareholder agreement. “Ini yang kami bereskan, sebelum Agustus,” tukas Fajar.

Proses divestasi hingga pembayaran transaksi sebenarnya ditargetkan rampung pada Juli 2018. Pasalnya, Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang diperoleh dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merupakan syarat Freeport Indonesia bisa mengekspor konsentrat. Namun IUPK yang baru saja diberikan hanya berumur sekitar dua minggu lagi atau hanya sampai 31 Juli 2018.(RI)