JAKARTA – Harga batu bara acuan (HBA) pada Maret 2018 naik 1,16% menjadi US$101,86 per ton dibanding HBA Februari US$100,69 per ton. Kenaikan harga batu bara terutama didorong faktor eksternal, yakni peningkatan permintaan dari negara Asia.

“Permintaan China, India dan Vietnam terus meningkat. Itu jadi salah penyebabnya,” kata Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jumat (2/3).

Menurut Agung, peningkatan aktivitas pembangkit listrik bertenaga batu bara,  seperti di China menjadi salah satu penyebab meningkatnya konsumsi beberapa negara konsumen utama batu bara.

Apalagi produksi batu bara dipastikan tidak maksimal akibat kondisi cuaca yang belum kondusif, yakni curah hujan yang masih tinggi di berbagai wilayah. “Cuaca gangguan sedikit kan berpengaruh,” tukas Agung.

HBA adalah harga yang diperoleh dari rata-rata Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platss 5900 pada sebelumnya. Kualitasnya disetarakan pada kalori 6322 kcal per kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8% dan Ash 15%.(RI)