JAKARTA – PT Pertamina (Persero) belum berencana mengimpor produk minyak tambahan, meski lima kilang harus menjalani perawatan pada tahun ini. Dua kegiatan overhaul sudah dilakukan pada Kilang Balongan dan Balikpapan.

Toharso, Direktur Pengolahan Pertamina, mengatakan aktivitas overhaul tidak akan menganggu pengolahan crude dengan management yang tepat.

“Pertamina mengolah crude untuk kebutuhan dalam negeri, terdiri dari crude domestik dan impor. Kalau domestik banyak produksi, kita tidak perlu impor,” kata Toharso di Jakarta, baru-baru ini.

Overhaul merupakan kegiatan perawatan rutin yang harus dilakukan di setiap fasilitas kilang untuk memastikan kinerja kilang tetap optimal. Adapun tiga kilang lainnya yang akan melalui proses overhaul adalah Kilang Pakning, Dumai dan Kilang Cilacap.

“Kilang Pakning dan Dumai pada Mei dan Juni ini harus mulai, tapi kita pertimbangkan bulan puasa jadi diputuskan setelah Ramadhan baru kita mulai. Untuk Kilang Cilacap baru kita mulai September,” ungkap Toharso.

Dia menambahkan proses overhaul berpotensi untuk menurunkan produksi kilang Pertamina secara keseluruhan. Penurunan produksi kilang diperkirakan sebesar 3% dari produksi normal. Namun itu tidak bisa dijadikan patokan untuk melakukan tambahan impor.

“Penurunan produksi tahun ini kita hitung dari 2016, kira-kira 3%. Itu masih perkiraan, bisa jadi malah tidak ada penurunan tergantung kegiatan overhaul-nya,” ungkap Toharso.

Data Pertamina menunjukkan hingga kuartal I 2017, serapan minyak mentah untuk kilang mencapai 74,45 MMBbl turun sekitar 8% dibanding periode yang sama 2016 sebesar 80,52 MMBbl. Seiring penurunan serapan minyak mentah, produksi kilang turun menjadi 70,23 MMBbl dibanding periode yang sama tahun lalu 75,94 MMBbl.(RI)