JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) mencatat rata-rata produksi siap jual (lifting) minyak bumi per November 2018 sebesar 762 ribu barel per hari (bph), turun dibanding realisasi hingga September lalu yang masih sebesar 774 ribu bph. Realisasi lifting hingga September makin jauh dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar 800 ribu bph.

Untuk gas bumi realiasi hingga November sebesar 1,143 juta barel ekuivalen per hari, turun tipis dari posisi per kuartal ketiga sebesar 1,145 juta barel ekuivalen per hari. Lifting gas yang ditargetkan APBN 2018 sebesar 1,2 juta barel ekuivalen per hari.

Hingga November, total lifting migas 1,91 juta barel ekuivalen per hari dari target APBN sebesar dua juta barel ekuivalen per hari.

Wisnu Prabawa Taher, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, mengatakan lifting migas secara keseluruhan sebenarnya mencapai 95% dari APBN 2018. “Hingga akhir tahun kami tetap upayakan produksi bisa lebih maksimal,” kata Wisnu saat dikonfirmasi, Kamis (13/12).

Menurut Wisnu, perfoma lifting dipengaruhi kinerja sumur baru yang belum sesuai ekspektasi, ditambah decline rate dari sumur eksisting yang semakin besar.

“Ada beberapa kendala operasi dan instrument, namun sudah dapat diatasi. Kemudian ada beberapa program pengembangan yang mundur ke 2019,” katanya.

Sepanjang 2018 telah dilakukan pemboran 251 sumur pengembangan dari target 289, dan program kerja ulang atau work over 554 sumur dari target 636 sumur. “Secara kontinu kami tetap mengupayakan pencapaian bisa maksimal,” tandas Wisnu.(RI)