ANYER – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) mencatat produksi siap jual (lifting) minyak dan gas nasional kuartal I 2017 sebesar 1.949 juta barrel oil equivalent per day (MBOEPD), dibawah target yang ditetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 sebesar 1.965 MBOEPD.

Lifting migas mencakup lifting minyak sebesar 787.800 barel per hari (bph), dibawah target APBN sebesar 815 ribu bph. Serta lifting gas 6.503 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), melampaui target APBN sebesar 6.640 MMSCFD.

SKK Migas juga mencatat produksi minyak bumi kuartal I 2017 sebesar 815.600 bph dari target APBN 2017 sebesar 815 ribu bph. Untuk produksi gas tercatat 7.740 MMSCFD atau dibawah target sebesar 7.859 MMSCFD.
Total produksi minyak dan gas nasional pada kuartal I 2017 sebesar 2.198 juta barrel oil equivalent per day (MBOEPD).

Lima kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang memberikan kontribusi terbesar bagi produksi migas nasional adalah Chevron Pacific Indonesia, Mobil Cepu Ltd, Pertamina EP, PHE ONWJ dan Total E&P Indonesie.

Budi Agustyono, Sekretaris SKK Migas, mengatakan SKK Migas tetap optimistis bisa mengejar target produksi maupun lifting sesuai dengan amanat APBN. Apalagi dari sisi produksi, sinyal positif sudah diberikan karena semakin mendekati target yang ditetapkan.

“SKK Migas bersama KKKS tetap mengupayakan berbagai cara supaya target lifting, baik untuk minyak maupun gas dapat tercapai,” kata Budi di Anyer,Banten, Jumat (7/4).

Menurut Budi, hingga akhir Februari 2017, KKKS wilayah produksi sudah merealisasikan pengeboran 19 sumur pengembangan, 119 kegiatan kerja ulang, dan 4.350 perawatan sumur.

Untuk KKKS eksplorasi, kegiatan yang sudah dilakukan adalah satu survei seismik, dua survei nonseismik, lima pengeboran sumur eksplorasi, dan satu kegiatan re-entry sumur eksplorasi.

Selain itu, investasi yang dilakukan para kontraktor juga positif. Hingga kuartal I, investasi sudah sebesar US$ 1,9 miliar. Terdiri dari US$ 1,8 miliar dari blok produksi dan sisanya sebesar US$0,1 miliar dari blok eksplorasi.
Budi mengatakan seiring tingginya investasi, penerimaan negara juga ikut. “Total penerimaan negara yang berhasil dibukukan dalam periode yang sama adalah sekitar US$3,4 miliar,” kata dia.(RI)