JAKARTA – PT PLN (Persero) menyatakan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 3, Gresik, Jawa Timur kemungkinan besar akan molor lantaran belum tersedianya jaringan listrik.

Sofyan Basir, Direktur Utama PLN,  mengungkapkan molornya pembangunan disebabkan proses lelang PLTGU Jawa 3 batal digelar tahun ini. Pasalnya, PLN membutuhkan jaringan terintegrasi untuk mengurangi beban peaker.

“Mundur (lelang) dari tahun ini. Kita lagi mau diskusikan apakah kita akan bangun jalur yang baru untuk mengurangi beban peaker,” kata Sofyan saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (8/8).

Lebih lanjut Sofyan menyatakan dengan molornya lelang pembangunan pembangkit tersebut kemungkinan kapasitasnya juga berubah. Pasalnya, PLTGU dibangun sesuai dengan kebutuhan daya kelistrikan Jawa – Bali.

Jika memang ada perubahan kapasitas nantinya juga akan dimasukkan dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

“Kalau kedepan dibutuhkan mungkin tetap kapasitasnya, mungkin juga lebih besar atau kecil. Dan ini akan masuk dalam revisi RUPTL pada Oktober 2017,” ungkap Sofyan.

PLN sebelumnya berencana melakukan lelang PLTGU Jawa 3  pada kuartal IV 2017.
Namun sempat terkendala oleh harga gas yang kadung mahal dari Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) yang mencapai US$ 8 / MMBTU di hulu atau mulut sumur (Well Head).  Padahal PLN hanya menyanggupi harga gas sebesar US$ 7 / MMBTU di plant gate.

Namun demikian dengan campur tangan pemerintah harga gas antara PT Pertamina (Persero) dan PLN akhirnya disepakati sebesar US$ 7,6 / MMBTU.

PLN mendapat jatah 100 MMSCFD gas JTB dari total produksi 172 MMSCFD. Dari 100 MMSCFD jatah PLN sebanyak 50 MMSCFD adalah alokasi PLTGU Jawa 3 sementara sisanya diperuntukkan untuk PLTGU Tambak Lorok.(RI)