JAKARTA – Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menutup akses  dokumen dalam lelang enam Wilayah Kerja (WK) atau blok migas pada 12 Oktober 2018. Selanjutnya akan dilakukan evaluasi terhadap para peminat blok yang sudah mengembalikan dokumen.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tidak menjabarkan daftar para peminat lelang kali ini, namun mengklaim hampir semua blok memiliki peminat dan sudah memasukan dokumen.

“Proses lelang enam wilayah kerja migas sudah selesai‎. Mayoritas diminati, nanti untuk detailnya hari Senin,” kata Arcandra, di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (12/10).

Dari enam blok migas, tiga blok merupakan blok eksplorasi, limpahan dari blok-blok yang sempat dilelang pada tahap pertama dan telah memiliki peminat, yakni Blok Banyumas, Andika Bumi Kita di Riau dan Blok Southeast Mahakam. Tiga, lainnya merupakan blok produksi, yakni Blok Makassar Strait, South Jambi B, dan Selat Panjang.

Blok Banyumas dengan luas 3.611,9 km persegi, terletak di onshore antara Jawa Tengah-Jawa Barat dengan minimum bonus tanda tangan sebesar US$500 ribu. Komitmen kerja pasti untuk tiga tahun pertama berupa G&G, satu kali eksplorasi atau mengebor sumur.

Blok Andika Bumi Kita dengan luas area 8.340 km persegi terletak di offshore Jawa Timut dengan kedalaman kurang dari 200 meter. Maksimum bonus tandatangan sebesar US$ 500 ribu, dengan komitmen kerja pasti tiga tahun pertama G&G, dan satu kali eksplorasi atau mengebor sumur.

Southeast Mahakam dengan luas 1.525,8 km persegi berada di offshore Kalimantan dengan kedalaman di bawah 100 meter. Bonus minimum tanda tangan sebesar US$ 500 ribu, dengan komitmen kerja pasti satu kali eksplorasi atau mengebor sumur.

Blok Selat Panjang dengan luas 1.316,6 km persegi di onshore Riau. Bonus tanda tangan minimum US$ 5 juta. Potensi produksi minyak dari blok tersebut bisa di atas 4 ribu barel per hari dan gas bisa kembali ke 20 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Blok Selat Panjang dilelang lantaran Petroselat dinyatakan pailit.

Blok South Jambi B yang sebelumnya ditetapkan akan dikelola PetroChina memiliki luas 1.539 km persegi berada di onshore Jambi dengan minimum bonus tanda tangan US$ 5 juta. Hingga kini belum jelas penyebab PetroChina tidak melanjutkan pengelolaan South Jambi B.

Blok Makassar Strait dengan luas 1.555 km persegi berada di offshore Selat Makassar, dengan minimum bonus tanda tangan US$ 5 juta. Makassar Strait sebelumnya merupakan bagian dari proyek IDD, namun PT Chevron Pacific Indonesia dan pemegang hak partisipasi lainnya tidak tertarik untuk melanjutkan pengelolaan.(RI)