JAKARTA – Pemerintah lebih memilih menjual gas ke luar negeri. Gas akan diekspor ke Vietnam berasal dari Blok Tuna, Kepulauan Natuna, Riau.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan ada alasan keekonomian lapangan yang menyebabkan pemerintah berencana menjual gas blok Tuna ke luar negeri dibanding mengalokasikan untuk pasar domestik.

“Jika ke Indonesia keekonomian tidak akan masuk. Kita lihat ada peluang biar lapangan itu di develop dan ada keekonomian maka dialirkan kesana (Vietnam),” kata Arcandra saat ditemui di Kementerian ESDM, Rabu malam (23/8).

Letak Blok Tuna berbatasan langsung dengan perairan Vietnam.

Menurut Arcandra,  belum tersedianya infrastruktur pengembangan gas di sekitar wilayah Natuna membuat biaya pengembangan gas di Tuna dipastikan akan sangat besar jika dipaksakan menyalurkan ke dalam negeri.

“Panjang sekali pipanya kalau ke dalam negeri, disana juga tidak ada infrastukturnya,” ungkap dia.

Blok Tuna telah digarap Premiere Oil Indonesia dengan kepemilikan saham sebesar 65%. Ada dua lapangan yang dikembangkan yakni Kuda Laut dan Singa Laut. Pada 2014, Premiere Oil menemukan potensi cadangan sebesar 100 MMBOE.

Pada tahun ini Premiere oil mendapatkan persetujuan perpanjangan eksplorasi selama tiga tahun. Dengan adanya perpanjangan ini maka  bisa dilakukan perencanaan konsep lebih matang pengembangan lapangan sebelum mengajukan Plan of Development (PoD) kepada pemerintah.

Ignasius Jonan,  Menteri ESDM bersama dengan Tran Tuan Anh Menteri Industri dan Perdagangan Republik Sosialis Vietnam telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama sektor gas di Istana Negara yang disaksikan Presiden Joko Widodo (23/8).

Beberapa kerja sama yang akan dijalin antara lain pemanfaatan gas di wilayah perbatasan, studi bersama terkait pengembangan infrastruktur gas di wilayah perbatasan. Kemudian studi kelayakan terkait konektivitas pipa gas di masing-masing wilayah perbatasan.

Menurut Jonan,  jarak dari mulut sumur ke wilayah perairan Vietnam membutuhkan pipa sepanjang 11 kilometer (km) ditambah sampai darat butuh sekitar 60 km – 70 km. Jadi hanya membutuhkan sekitar 80 km pipa. Sementara jika dialirkan ke Indonesia akan membutuhkan pipa yang lebih panjang.

“Hasil gas dari Blok Tuna yang dikelola Premiere Oil itu melalui SKK Migas akan dijual ke Vietnam. Kita ambil gas dari tempat lain saja,” kata Jonan.(RI)