SORONG– Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyarankan kepada PT PLN (Persero), badan usaha milik negara di sektor ketenagalistrikan, agar dalam tempo 5-10 ke depan beralih menggunakan 100% minyak sawit untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang dikembangkan perusahaan dan anak usaha. Ignasius Jonan, Menteri ESDM, menjelaskan teknologi untuk mengubah penggunaan PLTD dengan minyak kelapa sawit telah ada dan telah dimiliki beberapa perusahaan seperti General Energy (GE), Mercedes-Benz, Volvo dan sebagainya.

“PLN saat ini telah mencoba di beberapa PLTD kecil yang menggunakan 100% minyak kelapa sawit,” ujar Jonan seperti dikutip Antaranews.com, Sabtu (21/7).

Jonan mengungkapkan program penggantian energi PLTD dengan minyak kelapa sawit ini telah dilaporkan ke Presiden Jokowi dalam sidang kabinet dan akan segera dijalankan.

“Kami telah menyampaikan ke Bapak Presiden di sidang kabinet. Bapak Presiden setuju dan segera dijalankan,” ujar Jonan.

Saat ini, PLN mengoperasikan sekitar 3.200 MW PLTD di seluruh Indonesia. Apabila PLN dapat memaksimalkan penggunaan sebanyak 3.000 MW dengan minyak kelapa sawit, maka diperkirakan total konsumsi kelapa sawit terserap sekitar 4,5 – 5 juta ton/tahun.

“Jika PLN mampu menggunakan 3.000 MW (dengan) minyak kelapa sawit, diperkirakan total konsumsi (minyak) kelapa sawit kurang lebih sekitar 4,5 – 5 juta ton/tahun. Itu dua kali lebih besar dr program B20 yg dilakukan biosolar tahun ini untuk kendaraan,” katanya.

Ignasius Jonan, Menteri ESDM. (foto Kementerian ESDM)

Perkebunan kelapa sawit di Indonesia sangat banyak, terlebih di daerah Provinsi Riau, dan Pulau Kalimantan. Hasil minyak kelapa sawit ini bisa dijadikan bahan baku untuk banyak hal, mulai dari produk kecantikan hingga permen.

Survei dari Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM memperlihatkan potensi energi listrik yang dihasilkan dari limbah kelapa sawit telah mencapai 12.654 MW dengan potensi terbesar terdapat di Sumatera yaitu sebesar 8.812 MW dan Kalimantan yaitu sebesar 3.384 MW.

“Sebagai salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia, tentunya Indonesia juga memiliki limbah kelapa sawit yang besar. Ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk tenaga listrik,” kata Jonan beberapa waktu lalu.

Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit berkisar 600-700 liter Tandan Buah Segar (TBS). Limbah ini kemudian dimanfaatkan menajadi sumber tenaga listrik melalui proses anaerob digestion dengan teknologi covered lagoon atau Continuos Stirred Tank Reactor (CSTR).

Limbah cair ini memiliki kandungan organik yang kemudian difermentasi dengan bakteri untuk menghasilkan biogas yang mengandung gas methane. (DR)