JAKARTA – Dewan Energi Nasional (DEN) menyatakan ketersediaan energi adalah kunci kesuksesan pembangunan. Rakyat dinilai tidak boleh mengalami ketidakadilan dalam memperoleh energi, khususnya di daerah terpencil.

“Program 35 ribu megawatt (MW) bukan semata target, tetapi apa yang dibutuhkan. Lebih baik energi berlebih daripada kekurangan energi. Negara harus menanggung biaya tiga kali lipat jika kekurangan energi dibandingkan kelebihan energi,” kata Syamsir Abduh, Anggota DEN kepada Dunia Energi, Senin (9/1).

Syamsir menekankan perlunya terobosan riset dibidang energi baru terbarukan (EBT). Terobosan harus terdesain dengan baik serta lebih serius, agar terhindar dari ketakutan kekurangan energi.

Di dalam dokumen Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pengembangan EBT merupakan salah satu yang menjadi prioritas nasional, dan ditargetkan mencapai 23 persen dalam bauran energi nasional 2025. Pada 2017, bauran EBT ditargetkan sebesar 11 persen dengan sasaran penyediaan kapasitas pembangkit listrik EBT sebesar 10,6 Giga Watt (GW).

RUEN merupakan rujukan dalam penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN), Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), Rencana Strategis Kementerian/Lembaga dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta Daerah.

“Presiden akan segera tandatangan RUEN. Presiden mengingatkan bahwa kita tidak boleh mundur dari target-target dalam RUEN,” tandas Syamsir.(RA)