KIlang Balongan

Kilang Balongan, salah satu yang saat ini dimiliki Indonesia.

JAKARTA – Selama ini pemerintah harus mengimpor minyak jadi sampai 70%, untuk keperluan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Seharusnya, pemerintah sebaiknya melakukan impor minyak mentah (crude oil) dan mengolahnya di kilang-kilang di dalam negeri.

Penilaian tersebut disampaikan anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golkar, Satya Widya Yudha di Jakarta, Jumat, 21Desember 2012, dalam Refleksi Akhir Tahun Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Menurutnya, selain impor minyak mentah harganya jauh lebih murah, langkah tersebut dapat menghidupkan investasi pembangunan kilang-kilang minyak di dalam negeri.

“Seharusnya pemerintah punya niat baik untuk mewujudkan kilang minyak di Indonesia, untuk apa? Ya untuk memenuhi kebutuhan BBM kita sendiri agar kita tidak impor BBM lagi yang harganya jauh lebih mahal daripada kita impor minyak dalam bentuk crude,” paparnya.

Menurutnya, apabila pemerintah melakukan impor minyak mentah, maka pemerintah akan menghemat 40%. Penghematan ini juga berimbas pada kecukupan minyak nasional.

Dikabarkan sebelumnya, pemerintah akan membangun tiga kilang minyak baru, yang bertujuan mengatasi kebutuhan bahan bakar minyak di masa depan. Kilang minyak tersebut berkapasitas total 900.000 barel per hari. Dua tempat yang direncakankan itu, yakni Plaju, Sumatera Selatan dan Bontang, Kalimantan Timur.

(CR – 1 / duniaenergi@yahoo.co.id)