JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyepakati peningkatan produksi minyak dan gas nasional dalam asumsi makro Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2018 menjadi 2,050 juta barrel oil equivalent per day (BOEPD) dari target APBN 2017 sebesar 1,965 juta BOEPD.

Peningkatan produksi terutama berasal dari gas. Untuk tahun ini produksi gas dalam APBN ditargetkan mencapai 1,150 juta BOEPD dan 2018 ditargetkan meningkat 1,194 juta-1,235 juta BOEPD. Untuk produksi minyak tidak berubah signifikan karena pemerintah mengasumsikan produksi minyak tahun depan dikisaran 771 ribu-815 barrel oil per day (BOPD).

Ignasius Jonan, Menteri ESDM, mengatakan optimisme pemerintah untuk bisa meningkatkan produksi migas ditopang dari mulai optimalnya produksi Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau.

“Untuk produksi kami optimistis migas bisa naik karena ada Lapangan Jangkrik yang dikelola ENI sudah produksi dengan target 450 MMSCFD kami optimistis bisa naikan lifting migas,” kata Jonan dalam rapat pembahasan asumsi makro RAPBN 2018 bersama Komisi VII DPR, Selasa (13/6).

Menurut Jonan, untuk asumsi harga minyak Indonesia (Indonesia crude price/ICP), pemerintah mengajukan peningkatan. Hal ini seiring adanya perkembangan geopolitik global dan pertumbuhan ekonomi secara umum. Pemerintah memprediksi ICP naik tipis pada tahun depan.

“Asumsi kita ICP antara US$45-US$50 per barel. Pada APBN tahun ini sebesar US$ 45 per barel, sampai Mei saja sekarang ICP kita sudah di posisi US$ 49 per barel,” ungkap dia.

Gus Irawan Pasaribu, Ketua Komisi VII DPR, mengatakan angka asumsi RAPBN 2018 yang diajukan pemerintah cukup realistis, namun pembahasan lebih dalam nantinya akan dilakukan untuk mengetahui detail implementasi. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan ada peningkatan target produksi migas.”Saya rasa bisa kita sepakati asumsi ini. Nanti akan kita bahas diperdalam lagi secara teknis apa bisa kita akselerasi target-target ini,” kata Gus Irawan.(RI)