JAKARTA – PT Pertamina (Persero) dibawah kepemimpinan Elia Massa Manik menargetkan mempertahankan, bahkan meningkatkan kinerja keuangan 2016 pada tahun ini. Pertamina pada tahun buku 2016 mencatat laba bersih US$3,15 miliar, melonjak 122 persen dibanding raihan tahun sebelumnya US$1,42 miliar.

Elia Massa Manik, Direktur Utama Pertamina, mengatakan untuk mempertahankan kinerja positif tahun lalu, salah satu langkah yang akan dilakukan adalah evaluasi terhadap sumber daya manusia (SDM), terutama pemimpin dalam setiap lini bisnis usaha Pertamina agar lebih meningkatkan kompetensi serta mindset efisiensi.

“Kalian (pemimpin) juga bertanggung jawab terhadap profit and loss. Jadi dia sudah mulai concern terhadap biaya dan memanage semua aktivitas itu. Tentu kalau mau memanage itu, dia harus efisien,” tegas Elia saat pemaparan kinerja keuangan Pertamina, Kamis (16/3).

Menurut dia, secara umum Pertamina melewati 2016 dengan tidak mudah, terlebih pada kuartal empat 2016 yang menunjukkan tren kenaikan harga minyak mentah dan pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang berpengaruh signifikan kepada kinerja finansial.

“Dengan kondisi itu, peningkatan kinerja operasi dan efisiensi di segala lini yang mengacu pada lima Pilar Strategis Pertamina menjadi langkah tepat, sehingga Pertamina dapat meraih laba bersih US$3,15 miliar pada 2016,” kata Elia.

Arief Budiman, Direktur Keuangan Pertamina, mengungkapkan salah satu kontribusi terbesar pada capaian Pertamina tahun lalu adalah kinerja di sektor hilir. Ini menunjukkan adanya keseimbangan dalam lini bisnis Pertamina. Pada saat sektor hulu mengalami goncangan akibat harga minyak dunia yang masih belum stabil, dapat ditutupi dengan kinerja positif di sektor hilir.

“Sebesat 70 persen dikontribusikan dari sektor hilir, tapi yang jelas efisiensi tetap harus dilakukan. Pasti selalu ada peluang peningkatan kinerja, tapi memang basenya makin tipis dan tipis,” kata dia.

Menurut Arief, peningkatan harga minyak dunia pada beberapa bulan di akhir 2016 memang sempat berpengaruh terhadap kinerja Pertamina. Laju pendapatan perusahaan pada masa tersebut sempat mengalami pertumbuhan cukup lambat. Bahkan, efek peningkatan harga minyak masih bisa dirasakan hingga sekarang. Namun dengan strategi efisiensi dilakukan terbukti dengan berbagai breakthrough project pada tahun lalu, perusahaan mampu berhemat hingga US$ 2,67 miliar.

Selain efisiensi, kinerja positif di sektor hulu dengan meningkatnya produksi juga turut serta membantu capaian positif di sektor keuangan perusahaan.

Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan pada tahun lalu produksi migas Pertamina mencapai 650 ribu barel oil equivalent per day (BOEPD). “Minyak 311 ribu barrel per hari (bph) dan gas sebesar 1,96 bcf,” katanya.

Pencapaian tersebut juga ditopang dari kinerja lapangan-lapangan minyak Pertamina di luar negeri yang dikelola PT Pertamina International EP. Tahun lalu, PIEP sukses mencatatkan produksi mencapai rata-rata 88 ribu bph untuk minyak serta gas mencapai 223 juta kaki kubik per hari (mmscfd).

Untuk sektor pemasaran peningkatan dialami oleh penjualan BBM dengan volume penjualan mencapai 64,63 juta KL meningkat dibandingkan pada 2015 hanya 61,80 juta KL. Begitu juga dengan volume penjualan LPG yang mencatatkan penjualan sebanyak 12,09 juta KL sepanjang 2016.(RI)