JAKARTA – PT Agincourt Resources, perusahaan pengelola tambang emas Martabe di Sumatera Utara tetap berkomitmen melakukan investasi sebesar US$ 12 juta per tahun kegiatan eksplorasi. Tim Duffy, Presiden Direktur Agincourt, mengatakan aktivitas eksplorasi tetap diperlukan untuk menemukan cadangan-cadangan emas baru.

“Dengan kontrak karya 30 tahun, kami tetap berkomitmen untuk eskplorasi, ini termasuk besar bagi perusahaan tambang emas di Indonesia,” kata Duffy di Jakarta, Selasa malam (14/6).

Dia mengatakan, saat ini kondisi industri pertambangan termasuk tambang emas sedang suram di tengah melemahnya harga minyak dunia di kisaran US$ 50 per barel dari kisaran US$ 100 per barel. Hal ini membuat sejumlah perusahaan tambang emas menahan eksplorasi dan investasinya.

Pada tahun ini, Agincourt menargetkan produksi emas 260 ribu ounce dari tambang Martabe dan sekitar 2,3 juta ounce perak.Target produksi tetap dipertahankan meski ada peralihan kepemilikan dari G-Resources ke konsorsium EMR Capital.Perusahaan konsorsium terdiri dari EMR 61,4%, Farallon Capital 20,6%, Martua Sitorus 11% dan Robert Budi Hartono & Michael Bambang Hartono, yang juga pemilik Grup Djarum menguasai 7%.

Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 km2, di bawah Kontrak Karya generasi keenam yang ditandatangani April 1997.

“Renegosiasi kontrak karya tetap berjalan. Komitmen kami tetap mencari opsi terbaik bagi kedua pihak. Kami akan terus koordinasi dengan pemerintah untuk mencapai hasil terbaik,” tandas Duffy.(AT)

 

0