JAKARTA– PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS), emiten minyak dan gas bumi, mencatatkan penurunan kinerja finansial cukup signifikan. Laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham pada 2016 masih di bawah laba 2015.

Berdasarkan laporan keuangan publikasi, pada 2016 laba bersih perseroan tercatat Rp 27 miliar, turun dibandingkan 2015 yang mencapai Rp 42,5 miliar. Penurunan laba didorong oleh bekurangnya pendapatan.

Pada 2016, pendapatan perusahaan tercatat Rp 1,3 triliun sedangkan pada 2015 sebesar Rp 1,5 triliun. Dipotong biaya pokok penjualan masing-masing Rp 1,1 triliun pada 2016 dan Rp 1,3 triliun pada 2015, total laba kotor Radiant pada 2016 sebesar Rp 229 miliar dan 2015 sebesar Rp 297,6 miliar.

Di sisi lain, Radiant mampu menurunkan utang menjadi Rp 619 miliar dari 2015 sebesar Rp 753 miliar. Ini terdiri atas utang jangka pendek sebesar Rp 574,5 miliar pada 2016 dari sebelumnya Rp 651,5 miliar. Sementara utang jangka pendek justru naik dari Rp 101,7 miliar menjdi Rp 114,9 miliar.

Kendati kinerja finansial pada 2016 turun, manajemen Radiant optimistis tahun ini bisnis mereka bakal menggeliat. Perseroan membidik target kontrak pekerjaan Rp 3 triliun, atau 71,43% lebih tinggi ketimbang realisasi tahun lalu.
Sepanjang tahun 2016, Radiant Utama mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 1,75 triliun. Realisasi perolehan kontrak tersebut meleset dari target awal yakni Rp 2,5 triliun.

Radiant Utama lebih percaya diri dengan prospek industri migas tahun ini. Manajemen memprediksi, industri migas global dan domestik bergerak ke arah perbaikan. Karena itu, Radiant tak segan memburu kontrak di dalam negeri maupun luar negeri. Bagi mereka, tak masalah untuk melaju sendiri maupun bergabung dalam konsorsium saat meraih proyek. Hanya, belum ketahuan kontrak yang masuk daftar incaran perusahaan tersebut.

Selain kontrak baru, pengelolaan arus kas juga menjadi perhatian utama pengelola Radiant Utama tahun ini. Manajemen perusahaan ini berpendapat, pengelolaan duit internal yang cermat menjadi kunci keberhasilan menjalankan bisnis. (DR)