JAKARTA– PT Bumi Resources Tbk (BUMI), emiten pertambangan batubara terbesar dari sisi produksi, mencatatkan kenaikan laba bersih signifikan hingga 291,81% sepanjang kuartal I 2017 menjadi US$ 88,04 juta dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 22,46 juta. Kenaikan laba bersih terangkat oleh prospek batubara yang lebih baik sepanjang Januari-Maret 2017.

Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources, mengatakan volume penjualan batu bara perusahaan pada kuartal I 2017 sama seperti periode yang sama tahun lalu karena curah hujan yang tinggi. Namun, hal itu dikompensasi dengan kenaikan harga rata-rata sebesar 35,7% menjadi US$ 54,2 per ton.

“Kami memproyeksikan hingga akhir tahun masih akan dapat mencapai target volume penjualan sebesar 90 juta ton dengan harga rata-rata yang naik sekitar 30% dibandingkan tahun lalu,” ujarnya.

Dalam laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia, pada kuartal I 2017, Bumi Resources mencatatkan kenaikan pendapatan 59,19% menjadi US$10,3 juta dari US$6,47 juta. Sementara itu, beban usaha juga melonjak 162,88% dari US$5,63 juta pada kuartal I 2016 menjadi US$14,8 juta.

Di sisi lain, tingginya laju penaikan beban usaha ketimbang penaikan pendapatan mendorong perseroan mencatatkan rugi usaha sebesar US$4,5 juta pada kuartal I 2017, sedangkan pada kuartal I 2016, perseroan masih mencatatkan laba usaha sebesar US$841.845. Kendati demikian, pada kuartal I 2017, perseroan mencatatkan kenaikan bagian atas laba neto entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar 214,71% menjadi US$27,6 juta dari US$8,77 juta pada kuartal I/2016. Selain itu, penghasilan bunga dan pendapatan lain-lain juga meningkat masing-masing 98,57% dan 161,89%.

Beban bunga dan keuangan juga terpangkas 73,49% menjadi US$44,53 juta pada kuartal I/2017 dari US$168,02 pada kuartal I/2016. Selain itu, rugi selisih kurs juga menciut menjadi US$36.465 pada kuartal I/2017 dari US$1,44 juta pada kuartal I/2016. Laba tahun berjalan akhirnya naik sebesar 113,59% dari US$40,38 juta pada kuartal I/2016 menjadi US$88,25 pada kuartal I/2017.

Di sisi lain, BUMI masih mencatatkan defisiensi modal sebesar US$ 2,7 miliar. Hal ini karena kewajiban perseroan masih tinggi, yakni sebesar US$ 5,8 miliar. Sementara itu, total aset BUMI mencapai US$ 3,11 miliar. Di sisi lain, total kas BUMI hanya tercatat sebesar US$ 8,6 juta.

Dalam waktu dekat, Bumi Resources akan menggelar rights issue dengan melepas 28,75 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Nilainya mencapai US$ 2,01 miliar atau setara dengan Rp 26,62 triliun. (dr)