JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk, perusahaan distribusi dan infrastruktur gas bumi yang 56,96% sahamnya dikuasai PT Pertamina (Persero), membukukan laba bersih US$145,94 juta pada semester I 2018, melonjak 190,21% dibanding periode yang sama 2017 sebesar US$50,28 juta.

Kenaikan laba bersih didorong peningkatan pendapatan 14,98% menjadi US$1,62 miliar dibanding semester I 2017 sebesar US$1,41 miliar. Serta keberhasilan menekan beban administrasi dan umum, beban keuangan dan tidak lagi mencatatkan penurunan nilai properti minyak dan gas yang pada semester I 2017 tercatat sebesar US$16,72 juta.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dirilis Selasa (21/8), pendapatan PGN sebagian besar berasal dari segmen distribusi gas, baik ke pihak berelasi maupun pihak ketiga yang mencapai US$1,26 miliar pada enam bulan pertama 2018, dibanding periode yang sama tahun lalu US$1,16 miliar.

Selain itu, penjualan minyak dan gas dari anak usahanya, PT Saka Energi Indonesia ikut mendorong kenaikan pendapatan PGN. Penjualan migas tercatat US$307,77 juta, naik dibanding semester I 2017 sebesar US$212,22 juta. PGN juga tercatat mendapat pendapatan dari segmen transmisi gas, sewa fiber optik, pendapatan keuangan dari sewa pembiayaan dan lain-lain.

PT PLN (Persero) dan entitas berelasi dengan pemerintah tercatat menjadi kontributor utama pendapatan PGN, yakni masing-masing sebesar 23,14% dan 17% dari total pendapatan.
Seiring kenaikan pendapatan, beban pokok PGN ikut naik 12,2% menjadi US$1,15 miliar dibanding periode enam bulan 2017 sebesar US$1,03 miliar. Dengan kenaikan beban pokok yang lebih rendah dibanding pendapatan, PGN berhasil membukukan kenaikan laba kotor 22,54% menjadi US$464,13 juta pada semester I 2018 dibanding periode yang sama tahun lalu US$378,76 juta.(AT)