JAKARTA – Misi PT Pertamina (Persero) menjadi perusahaan energi kelas dunia mulai menunjukkan hasil dengan keberhasilan melampaui kinerja keuangan Petronas, perusahaan energi asal Malaysia.

“Laba bersih Pertamina 2016 mencapai Rp 40 triliun atau sekitar US$ 3 miliar. Tahun ini pertama kalinya Pertamina bisa kalahkan Petronas,” kata Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina disela penandatanganan nota kesepahaman dengan PBNU di Jakarta, Rabu (4/1).

Menurut Dwi, pencapaian tersebut masih bersifat sementara karena total aset yang dimiliki Pertamina masih sepertiga aset yang dimiliki Petronas. Untuk itu, investasi jangka panjang masih perlu dilakukan untuk bisa mempertahankan kinerja positif perusahaan.

“Maka investasi tadi itu maka 10 tahun ke depan paling tidak Rp 1.000 triliun itu bisa membuat aset Pertamina dua kali lipat dari sekarang. Maka harus ada bentuk terobosan lain untuk kita bisa kalahkan petronas,” tukasnya.

Selain peningkatan investasi, efisiensi diyakini masih akan memberikan dampak positif bagi perusahaan. Hingga November tahun 2016, Pertamina mampu mencatatkan efisiensi sebesar US$2,8 miliar. Sementara pada 2015 hanya sebesar US$ 800 juta.

Strategi peningkatan sinergi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta badan terkait lainnya juga diharapkan bisa membantu perusahaan pelat merah tersebut dalam mencapai target.

Salah satu yang tengah dikejar adalah sinergi melalui pembentukan holding migas dengan masuknya PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) sebagai bagian dari Pertamina. Selain itu juga bentuk sinergi dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dam Gas (SKK Migas) yang menjadi mitra dalam pengawasan kegiatan eksplorasi dan produksi.

“Potensi itu adalah sinergi dengan PGN, sinergi dengan SKK Migas sehingga bisa memberi manfaat sebanyak-banyaknya,” tandas Dwi.(RI)