JAKARTA – Laba bersih PT Elnusa Tbk (ELSA), emiten jasa energi terintegrasi turun 17,2 persen menjadi Rp310,91 miliar pada 2016 akibat penurunan kinerja operasional dan kerugian kurs yang mencapai Rp18 miliar.

Elnusa tercatat membukukan pendapatan Rp3,6 triliun sepanjang tahun lalu atau turun 4,1 persen dibanding 2015. Penurunan tersebut merupakan imbas dari fluktuasi harga minyak dunia yang cukup tajam sepanjang 2016 hingga menyentuh level US$28 per barel pada awal Januari dan bergerak terbatas hingga naik ke level US$50 per barel.

“Kondisi tersebut mempengaruhi aktivitas migas, baik dari sisi eksplorasi maupun produksi serta pengembangan lapangan migas,” ujar Budi Rahardjo, Direktur Keuangan Elnusa.

Menurut Budi, dalam keterbukaan informasi perusahaan, Selasa (14/2), meskipun secara performa bisnis jasa hulu migas perseroan ikut terkena imbas dan mengalami penurunan signifikan, stabilitas kinerja konsolidasi bisa terjaga melalui bisnis jasa logistik dan distribusi energi melalui anak usaha, PT Elnusa Petrofin yang mencatat pertumbuhan sebesar 25 persen.

Pendapatan Elnusa 2016 merupakan kontribusi dari jasa hulu migas, baik bisnis seismic, maupun drilling dan oilfield services sebesar 50 persen. Jasa logistic dan distribusi energy memberi kontribusi 45 persen dan sisanya merupakan kontribusi jasa penunjang lainnya.

Sri Purwanto, Head of Corporate Communication Elnusa, menambahkan dari sisi neraca, postur balance sheet Elnusa terbilang ideal dengan pelunasan sebagian utang untuk menciptakan beban bunga yang efisien dan penggunaan kas secara optimal.

“Posisi utang berbunga Elnusa pada akhir 2016 telah turun sebesar 26 persen menjadi Rp550 miliar, sehingga Elnusa memiliki ruang untuk pendanaan yang besar untuk mendukung pertumbuhan perseroan di masa mendatang,” kata Sri.(AT)