JAKARTA– PT Bumi Resources Tbk (BUMI), perusahaan pertambangan batubara salah satu terbesar nasional, mencatatkan laba bersih pada periode Januari-September 2017 menjadi US$ 238,54 juta atau sekitar Rp3,18 triliun (kurs Rp 13.350 per dolar AS). Pencapaian laba bersih ini naik signifikan dibandingkan periode sama 2016 yang sebesar US$ 52,8 juta atau sekitar Rp704,88 miliar.

Keterbukaan informasi Bumi Resources yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia pada 30 November 2017 menunjukkan peningkatan pendapatan perusahaan lebih ditopang oleh adanya penghasilan lain-lain yang diperoleh perusahaan. Penghasilan lain itu adalah laba neto entitas asosiasi dan ventura bersama yang mencapai US$ 204,37 juta, naik dibandingkan periode sama 2016 yang hanya US$ 29,05 juta.

Laba neto entitas asosiasi dan ventura bersama itu antara lain berasal dari PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia, dua perusahaan pertambangan batubara yang sahamnya dikuasai masing-masing 51% oleh Bumi Resources. Padahal, pendapatan Bumi Resources pada periode hingga kuartal III 2017, justru turun menjadi US$ 17,36 juta dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 18,1 juta. Di sisi lain, beban usaha justru malah naik menjadi US$ 30,19 juta dibandingkan US$ 20,89 juta.

Merujuk laporan keuangan Bumi Resources yang belum diaudit (unaudit) tersebut, kas dan bank Bumi tercatat US$ 14,86 juta, naik dari US$ 5,56 juta. Perseroan mencatatkan peningkatan arus kas dari aktivitas investasi menjadi US$ 150,37 juta berbanding US$ 39,5 juta. Sementara itu, arus kas neto untuk aktivitas operasi tercatat US$ 138,24 juta, naik dari US$ 35,59 juta.

Bumi Resources, yang terafiliasi dalam kelomok usaha Bakrie, juga mencatatkan penurunan kewajiban dari semula US$ 5,88 miliar menjadi US$ 2,77 miliar. Utang jangka panjang berhasil diturunkan cukup signifikan dari US$ 5,12 miliar menjadi US$ 2,54 miliar. Utang jangka pendek juga menurun tajam dari US$ 764,26 juta menjadi US$ 235,08 juta. (DR)