JAKARTA– PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), anak usaha PT Indonesia Asahan Aluminium di sektor pertambangan, mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I 2018. Hal itu terbukti dari pertumbuhan kinerja operasi dan keuangan yang signifikan pada semester I 2018.

Arie Prabowo Ariotedjo, Direktur Utama Aneka Tambang (Antam), mengatakan sepanjang periode Januari-Juni 2018, Antam mencatatkan laba bersih sebesar Rp344,45 miliar, tumbuh signifikan 169% dibandingkan rugi bersih sebesar Rp496,12 miliar pada semester I 2017.

Kinerja keuangan perusahaan yang solid itu terefleksikan dari pertumbuhan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) tercatat sebesar Rp1,38 , tumbuh 249% dibandingkan dengan capaian EBITDA periode sama 2017 sebesar Rp397 miliar.

“Pertumbuhan kinerja keuangan Antam yang positif terutama disebabkan dari pertumbuhan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama Antam serta peningkatan efisiensi yang berujung pada stabilnya level biaya tunai operasi perusahaan,” ujar Arie dalam keterbukaan informasi di laman perusahaan.

Arie mengatakan pada semester I 2018, penjualan bersih Antam tercatat sebesar Rp11,82 triliun, meningkat tajam sebesar 292% sebesar Rp3,01 triliun dari periode sama tahun lalu. Komoditas emas merupakan komponen terbesar pendapatan perusahaan, berkontribusi sebesar Rp8,20 triliun atau 69% dari total penjualan bersih periode semester I 2018.

“Kinerja keuangan kami yang solid tercermin pula pada kenaikan outlook corporate credit rating S&P Global Antam 2018 dari rating B-/outlook stabil menjadi rating B-/outlook positif seiring dengan outlook pertumbuhan positif kinerja produksi dan penjualan komoditas Antam sepanjang periode 12 bulan ke depan,” ujar Arie.

Arie Prabowo Ariotedjo, Direktur Utama Aneka Tambang. (Foto: Dunia-Energi/Tatan A Rustandi)

Pertumbuhan positif kinerja operasi dan penjualan komoditas utama Antam pada semester I 2018, tercermin pada volume produksi feronikel yang mencapai 12.811 ton nikel dalam feronikel (TNi), naik 37% dibandingkan capaian produksi semester I 2017 sebesar 9.327 TNi. Sejalan dengan pertumbuhan volume produksi, penjualan feronikel pada periode Januari-Juni 2018 tercatat sebesar 12.579 TNi atau naik sebesar 90% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 6.634 TNi.

Penjualan feronikel pada semester I 2018 merupakan kontributor terbesar kedua dari total penjualan bersih Antam, menyumbang Rp2,47 triliun atau 21% dari total penjualan bersih periode Januari-Juni 2018. Peningkatan performa produksi feronikel Antam yang didukung dengan kestabilan operasional pabrik feronikel Antam yang optimal menempatkan Antam menjadi salah satu produsen feronikel global dengan biaya tunai operasi yang rendah ditengah volatilitas harga bahan bakar minyak dan batu bara internasional.

Untuk komoditas emas, lanjut Arie, pada semester I 2018 total volume produksi emas dari tambang Pongkor di Bogor, Jawa Barat dan Cibaliung, Pandeglang, Banten mencapai sebesar 1.041 kg atau naik 3% dibandingkan sebesar 1.013 kg (year-on-year). Sedangkan volume penjualan emas Antam tercatat sebesar 13.760 kg atau naik tumbuh sebesar 317% dibandingkan semester I 2017 yang mencapai 3.298 kg.

“Peningkatan penjualan tersebut seiring dengan upaya Antam untuk meningkatkan utilitas pengolahan pabrik pemurnian serta pengembangan pasar emas Antam baik domestik dan ekspor yang didukung dengan pegembangan inovasi produk Logam Mulia Antam,” katanya.

Untuk produksi bijih nikel, Arie mengatakan, pada periode semester I 2018 tercatat sebesar 3,76 juta wet metric ton (wmt), atau naik sebesar 138% dibandingkan semester I 2017 yang tercatat sebesar 1,58 juta wmt. Sedangkan volume penjualan bijih nikel tercatat sebesar 1,92 juta wmt, atau tumbuh signifikan sebesar 488% dibandingkan dengan volume penjualan periode tahun sebelumnya sebesar 326 ribu wmt. Antam mencatatkan pendapatan dari bijih nikel pada semester I 2018 sebesar Rp849 miliar atau tumbuh sebesar 456% dibandingkan semester I 2017.

Komoditas bauksit turut memberikan kontribusi positif pada periode dengan capaian produksi mencapaI 416 ribu wmt, naik sebesar 102% dengan volume penjualan bauksit mencapai 256 ribu wmt atau naik sebesar 100% (year-on-year). Perseroan mencatatkan pendapatan dari komoditas bauksit sebesar Rp126 miliar, meningkat signifikan sebesar 137% dibandingkan semester I 2017. (RA)