Armada angkut batubara PT Maritim Barito Perkasa.

Armada angkut batubara PT Maritim Barito Perkasa.

JAKARTA – Perusahaan pengangkutan batubara PT Maritim Barito Perkasa (MBP) tahun ini kembali memperkuat armada angkut batubaranya. Anak usaha PT Adaro Energy Tbk ini membeli satu Floating Transfer Unit (FTU), dua unit tongkang, plus tiga kapal pandu dengan nilai total mencapai USD 40,6 juta.

Corporate Secretary Adaro Energy, Devindra Ratzarwin mengungkapkan, PT MBP merupakan kontraktor tongkang dan pemuatan yang utama bagi PT Adaro Indonesia, anak usaha Adaro Energy yang bergerak di sektor penambangan batubara.

Sepanjang Kuartal II – 2013, batubara yang diproduksi Adaro Indonesia memegang porsi 94% dari total batubara yang diangkut oleh tongkang PT MBP. Sedangkan untuk pemuatan batubara dengan kapal, batubara Adaro Indonesia memegang porsi 100% dari total batubara yang diangkut MBP pada tiga bulan kedua di 2013.  

“Secara “years on years” volume batubara yang diangkut MBP pada Kuartal II – 2013, meningkat 45% menjadi 6,81 MT (Metrik Ton) dibandingkan periode yang sama di 2012,” ungkap Devindra di Jakarta pekan lalu.  

Peningkatan volume angkut ini, disebabkan tingginya tingkat ketersediaan derek apung, dan tambahan volume batubara dari Adaro Indonesia yang sebelumnya diangkut kontraktor pihak ketiga (kontraktor pengangkutan yang lain, red).

Ketika kontrak dengan pihak ketiga tersebut selesai pada 2012, lanjut Devindra, ditambah pula peningkatan volume tongkang pihak ketiga seiring mulai beroperasinya pembangkit listrik di Cirebon, maka volume batubara yang diangkut MBP pun semakin meningkat.

Guna memperkuat armada angkutnya, kata Devindra, MBP telah membelanjakan USD 40,6 juta untuk pembelian beberapa peralatan baru. Yakni satu floating transfer unit (FTU), dua buah tongkang dengan kapasitas 15.000 DWT, dan tiga kapal pandu.  

“Pada Kuartal I – 2013, seluruh FTU, tongkang, dan kapal pandu yang dibeli MBP itu telah sampai di lokasi. FTU yang didatangkan, akan digunakan untuk aktivitas pemuatan kapal pada tingkat sekitar 60.000 ton per hari atau lebih kurang 16 juta ton per tahun, dibandingkan dengan Derek apung standar dengan kapasitas 15.000 ton per hari,” jelas Devindra.

Dengan beroperasinya FTU yang baru dibeli ini, kinerja PT MBP bakal semakin efisien. Fasilitas baru itu memungkinkan MBP untuk melepaskan tongkang dalam lima jam, dibandingkan dengan derek apung tradisional yang memakan waktu 18 jam. “Pada akhirnya peralatan baru ini akan mempersingkat waktu dan meningkatkan efisiensi,” pungkas Devindra.

(Abraham Lagaligo / abrahamlagaligo@gmail.com)