Pengolahan bijih emas dan perak di Tambang Emas Martabe.

Pengolahan bijih emas dan perak di Tambang Emas Martabe.

JAKARTA – Memasuki kuartal ketiga 2013, G-Resources berhasil meraup pendapatan mencapai USD 119,5 juta dari penjualan emas Tambang Martabe. Biaya produksi tambang emas dan perak itu pun berhasil diturunkan menjadi USD 397 per ounce.

Presiden Direktur G-Resources Tambang Emas Martabe, Peter Albert mengungkapkan, hingga September 2013, produksi emas Tambang Emas Martabe telah mencapai 209.000 ounce dan produksi perak mencapai 1 juta ounce.

Jumlah produksi emas pada kuartal ketiga mencapai 75.132 ounce. Naik dibandingkan kuartal kedua yang mencapai 70.212 ounce. Sementara produksi perak mencapai 433.942 ounce pada kuartal ini, naik dibandingkan kuartal kedua yaitu sebanyak 382.320 ounce.

“kami akan terus menejar target hingga akhir tahun. Target kami, tahun 2013 ini Tambang Emas Martabe mampu memproduksi 280.000 ounce emas dan 1,7 juta ounce perak,” papar Peter Albert di Jakarta, Kamis, 17 Oktober 2013.

Dari produksinya di kuartal ketiga 2013, Peter mengatakan Tambang Emas Martabe berhasil meraup pendapatan USD 119,5 juta dari penjualan 82.845 ounce emas dan 453.614 ounce perak.

Lebih menggembirakan lagi, ujarnya, biaya produksi Tambang Emas Martabe berhasil ditekan menjadi USD 397 per ounce. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan biaya produksi pada kuartal kedua 2013 yang mencapai USD 510 per ounce.

Kemajuan lainnya adalah, pada 30 Agustus 2013 Kementerian Lingkungan Hidup menerbitkan izin penempatan tailing bagi Tambang Emas Martabe  bernomor 303/2013 yang berlaku selama 5 tahun. Material sisa pengolahan emas dan perak (tailing) ditampung dalam sebuah bendungan yang berada di lokasi Tambang Emas Martabe dengan elevasi desain RL 330 di atas permukaan laut, dengan luas sekitar 79,66 hektar dan kapasitas tampung 11,4 juta meter kubik.

Bendungan yang dibangun untuk penempatan tailing ini telah memenuhi kriteria keamanan bendungan dan didesain dapat menahan kekuatan gempa hingga 8,5 Skala Richter. Untuk desain bendungan, Tambang Emas Martabe telah mendapat sertifikat persetujuan desain bendungan dari Kementerian Pekerjaan Umum No. PR.01.04-Mn/22 pada 17 Januari 2011.

“Sertifikat ini merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin penempatan tailing dalam bendungan dari Kementerian Lingkungan Hidup,” jelas Peter Albert.

“Kami merasa yakin, target produksi emas dan perak pada 2013 dapat tercapai. Selain itu, kami senang berhasil menurunkan biaya produksi dibandingkan kuartal kedua,” kata Peter Albert lagi.

Menurutnya, keberhasilan ini tercapai berkat langkah-langkah efisien yang dilakukan perusahaan ditengah perkembangan harga emas yang belum menggembirakan. “Kami akan bergerak terus mengembangkan Martabe menjadi salah satu tambang emas terkemuka di Asia yang berkontribusi positif bagi Indonesia,” tandasnya.

Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, Propinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 km2, di bawah Kontrak Karya generasi keenam yang ditandatangani April 1997.

Tambang Emas Martabe kini telah memiliki sumberdaya 8,2 juta ounce emas dan 75,3 juta ounce perak dan mulai berproduksi penuh pada awal 2013, dengan kapasitas per tahun sebesar 250.000 oz emas dan 2-3 juta oz perak berbiaya rendah.

Pemegang saham Tambang Emas Martabe adalah G-Resources Group Ltd sebesar sembilanpuluh lima  persen, dan pemegang 5 persen saham lainnya adalah PT Artha Nugraha Agung, yang tujuhpuluh persen sahamnya dimiliki Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan 30 persen dimiliki oleh Pemerintah Propinsi Sumatra Utara.

Lebih dari dua ribu orang saat ini bekerja di Tambang Emas Martabe, tujuh puluh persen direkrut dari masyarakat di empat belas desa di sekitar tambang.

(Abraham Lagaligo / abrahamlagaligo@gmail.com)