Kegiatan penambangan batubara PT Adaro Energy Tbk di Kalimantan Selatan.

Kegiatan penambangan batubara PT Adaro Energy Tbk di Kalimantan Selatan.

JAKARTA – Kondisi harga batubara belum juga stabil hingga Kuartal II – 2013. Namun selama periode itu, PT Adaro Energy Tbk tetap mampu mempertahankan kinerja produksi, dan menuntaskan sejumlah proyek jangka panjang. Emiten energi terintegrasi berkode ADRO ini bahkan mencatatkan rekor baru untuk produksi batubara di Kuartal II – 2013 sebesar 13,52 juta ton.

Corporate Secretary ADRO, Devindra Ratzarwin mengakui, harga batubara dalam indeks Newcastle turun  hampir 10% pada kuartal kedua 2013. “Namun permintaan dan harga batubara sub-bituminous berkalori 4200 produksi Adaro Energy tetap kokoh,” ujarnya di Jakarta, Rabu, 31 Juli 2013.

Dalam periode itu, lanjutnya, ADRO juga telah menerima pengiriman floating transfer unit baru, yang akan digunakan untuk aktifitas pemuatan kapal dengan kapasitas sekitar 60.000 ton per hari. “Sistem Out of pit overburden crushing and conveying (OPCC) di tambang Adaro juga telah memulai uji coba operasional, dan diperkirakan akan beroperasi secara penuh pada kuartal ketiga 2013,” ungkapnya.

Bukan hanya itu, sepanjang Kuartal II – 2013, kata Devindra, ADRO juga berhasil menyelesaikan pembangunan unit pertama pembangkit listrik mulut tambang berkapasitas 30 Megawatt, dan telah mulai memasok listrik ke PLN dan untuk keperluan operasional tambang PT Adaro Indonesia. Unit kedua diperkirakan akan mulai beroperasi pada kuartal ketiga 2013.

Di penghujung Kuartal II – 2013, ucap Devindra, ADRO juga telah menambah jalur peremukan ketujuh di Terminal Sungai Kelanis. Dituntaskan pembangunan fasilitas ini, membuat kapasitas peremukan batubara ADRO meningkat hingga hampir 11 juta ton. “Pada saat yang sama, Adaro Indonesia juga berhasil menyelesaikan kegiatan pembiayaan kembali sebesar USD 380 juta,” pungkasnya.

(Abraham Lagaligo / abrahamlagaligo@gmail.com)